REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komandan militer Mesir melakukan pembicaraan krisis di Kairo setelah tenggat waktu ultimatum bagi Presiden Muhammad Mursi tidak dipatuhi.
Mursi menolak ultimatum yang mengharuskan dirinya memenuhi permintaan rakyat. Jika tidak memenuhi, dia akan menghadapi intervensi militer. Ia menegaskan masih menjadi pemimpin sah Mesir dan tidak akan mundur.
BBC melaporkan militer memberi tenggat waktu sampai pukul 16.30 waktu setempat pada Rabu (3/7) ini bagi pemimpin untuk menyelesaikan masalah politik. Media setempat melaporkan rencana militer termasuk pemilihan presiden baru, membatalkan konstitusi baru, dan pembubaran parlemen.
Pada Rabu ini, seorang pejabat kementrian pertahanan mengatakan panglima militer Jenderal Abdel Fattah Al-sisi bertemu komandan tinggi, sebab tenggat waktu semakin dekat. Sumber yang dekat dengan militer mengatakan mereka membicarakan peta jalan pasca-Mursi.
Namun, juru bicara partai Ikhwanul Muslimin mengatakan tentara tidak punya hak untuk menawarkan rencana tersebut. "Peta jalan adalah sesuatu yang sudah digariskan konstitusi dan arahan presiden. ini bukan peran militer," ujar Gehad el-Haddad.