Rabu 03 Jul 2013 21:33 WIB

Masih Ada Perbedaan, AS-Rusia Inginkan Konferensi Damai Suriah

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry (kanan) dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (kiri)
Foto: AP PHOTO
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry (kanan) dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SRI BEGAWAN -- Amerika Serikat yakin bahwa Rusia serius berkomitmen untuk menggelar konferensi internasional perdamaian Suriah. Alasannya kedua negara itu sama-sama menginginkan pembentukan pemerintah transisi segera untuk mengakhiri pertumpahan darah dan menyelamatkan Suriah.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan kedua negara yakin pertemuan dan negosiasi damai harus cepat dilakukan. Sayangnya, ucap dia konferensi paling cepat bisa terselenggara pada bulan Agustus atau mungkin sesudahnya.

Rusia selama ini menjadi pendukung utama rezim Bashar al Assad dalam perang yang telah merenggut 93 ribu nyawa. Hanya saja, Kerry sekali lagi mengatakan AS dan Rusia sepakat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan, dalam hal ini mengakhiri perang Suriah.

Menanggapi kemungkinan kedua negara sulit bekerja sama, Kerry berkata, ''Tujuan kami tetap sama, bahwa sebenarnya tidak ada kemenangan secara militer,'' tuturnya kepada wartawan usai melakukan pertemuan 90 menit dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Rabu (3/7).

Selain itu, tambah Kerry kedua negara memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk menyelesaikan perdamaian. Karena hanya dengan cara itu maka bisa meminimalisir kehancuran yang bertambah parah di Suriah.K

Dari kubu Rusia, Menlu Lavrov meyakini sikap AS dan Sekutu yang membantu oposisi takkan pernah bisa bertemu dengan keinginan dengan rezim Assad untuk memulai perundingan. Namun, dalam pertemuan selasa kemarin, Lavrov hanya mengatakan pembicaraan dengan Menlu AS Kerry berjalan sangat baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement