Kamis 04 Jul 2013 10:08 WIB

Militer Mesir Tutup Paksa Stasiun Televisi dan Tahan Wartawan

Rep: Nur Aini/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Militer Mesir bersiaga di jalanan Ibu Kota Kairo
Foto: DAILY INDIA NEWS
Militer Mesir bersiaga di jalanan Ibu Kota Kairo

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Militer Mesir menutup saluran empat TV termasuk termasuk salah satunya yang dioperasikan Ikhwanul Muslimin setelah Presiden Muhammad Mursi digulingkan oleh tentara.

Pasukan keamanan pada Rabu (3/7) waktu setempat juga menggerebek kantor saluran berita Al Jazeera. Setidaknya lima staf ditahan. Empat dari mereka kemudian dibebaskan.

Saluran Al Jazeera Mubasher Misr dicegah menyiarkan demonstrasi pro-Mursi di Kairo Utara. Para kru berita juga ditahan.

Stasiun Mesir Al Jazeera mulai mengudara setelah revolusi 2011 saat Presiden Hosni Mubarak terguling dari kekuasaan. Stasiun itu dituduh oleh para kritikus bersimpati pada Ikhwanul Muslimin. Saat siaran, presenter dan tamu yang diundang ditangkap.

Stasiun TV milik Ikhwanul Muslimin, Egypt25 juga dipaksa tidak mengudara dan manajernya ditangkap. Hal itu terjadi setelah Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, kepala angkatan bersenjata Mesir mengumumkan rencana transisi politik baru .

Pihak berwenang juga menutup dua stasiun yang dikelola Islamis, Al-Hafiz dan Al Nas. Keduanya berafiliasi dengan gerakan Islamis Salafi.

"Kami mengkhawatirkan laporan otoritas yang menutup saluran televisi yang menyiarkan perspektif politik," ujar Komite Perlindungan Wartawan yang berbasis di New Yor, Sherif Mansour dikutip Al-Jazeera.

Juru Bicara Front Pengorbanan Nasional, Khaled Dawoud mengatakan penutupan tersebut tidak berguna. Namun, kejadian di Mesir termasuk luar biasa. "Saya tidak percaya menutup surat kabar ataupun saluran akan berguna..tapi kita melalui waktu yang sangat penting di sini, situasinya berbahaya," ujarnya.

Dia menambahkan tindakan luar biasa tersebut diharapkan hanya berlangsung beberapa hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement