REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Amerika Serikat pada Rabu memerintahkan evakuasi wajib bagi kedutaan besarnya di Kairo, hanya beberapa jam setelah militer Mesir melengserkan presiden Muhamad Mursi.
Ketika ditanya apakah laporan-laporan tentang evakuasi di ibu kota Mesir itu benar, seorang pejabat AS kepada AFP menjawab "ya".
Sebuah imbauan perjalanan yang muncul kemudian memastikan bahwa "Departemen Luar Negeri memerintahkan agar para personel non-darurat pemerintah AS beserta para anggota keluarga mereka untuk meninggalkan Mesir berkaitan dengan berlangsungnya kerusuhan politik dan sosial."
Kedutaan besar Amerika Serikat di Mesir telah sesekali menjadi target para demonstran.
Kedutaan itu ditutup pada hari Rabu sebagai tindakan untuk berjaga-jaga.
Berkaitan dengan Hari Kemerdekaan 4 Juli dan akhir pekan di dunia Arab, Kedubes AS baru akan dibuka kembali paling cepat pada hari Minggu.
Imbauan itu memperingatkan bahwa "kerusuhan politik... tampaknya akan memburuk dalam waktu dekat."
Departemen Luar Negeri AS telah menyarankan semua warga Amerika "untuk menangguhkan rencana mengunjungi Mesir dan agar semua warga negara AS yang tinggal di Mesir meninggalkan negara itu untuk saat ini karena masih berlangsungnya kerusuhan sosial dan politik."
Seorang warga negara Amerika pada Jumat lalu tewas di pelabuhan sebelah utara Alexandria saat berlangsungnya demonstrasi dan "para warga negara Barat dan AS kadang-kadang terjebak di tengah pertikaian dan demonstrasi," demikian peringatan yang dikeluarkan melalui imbauan itu.
Kendati demikian, imbauan tersebut menekankan bahwa saat ini tidak ada rencana bagi AS untuk menyediakan penerbangan-penerbangan carteran ataupun penerbangan yang disponsori AS untuk mengevakuasi para warga Amerika dari Mesir.
"Jika anda ingin meninggalkan Mesir, anda harus membuat rencananya dan berangkat sesegera mungkin. Bandara buka dan penerbangan-penerbangan komersil masih beroperasi kendati mungkin saja terjadi pembatalan penerbangan."