Jumat 05 Jul 2013 08:33 WIB

Hari Ini di 1977 Jenderal Zia ul-Haq Melakukan Kudeta

Jenderal ZIa ul-Haq
Foto: Aljazeera
Jenderal ZIa ul-Haq

REPUBLIKA.CO.ID,Ini adalah tragedi memilukan dalam sejarah Pakistan. Hari ini di 1977, saat PM Zufikar Ali Bhutto menghisap cerutu menikmati udara pagi, ia digulingkan oleh kudeta militer yang dipimpin Jenderal Muhammad Zia ul-Haq. Akhir tragis dialaminya ketika dihukum gantung oleh Zia ul-Haq tahun 1979.

Kudeta sendiri seolah telah menjadi tradisi di negeri ini. Tapi hukuman mati yang diberikan kepada Ali Bhutto pada 1979 tercatat sebagai akhir yang paling menyesakkan dunia. Hukuman mati dijatuhkan karena Bhutto dianggap bertanggung-jawab dalam pembunuhan terhadap ayah dari seorang politisi bernama Ahmed Raza Kasuari. Zia ul-Haq bergeming meski masyarakat internasional amat mengecamnya. Secara terpisah, mengatakan, kudeta dilakukan karena Bhutto telah menjerumuskan Pakistan ke dalam krisis politik dan ekonomi yang tidak menentu.

Awalnya, Ali Bhutto begitu disukai rakyatnya. Di tangannya, Pakistan berhasil tumbuh menjadi negara industri. Lulusan pendidikan tinggi bidang politik dari perguruan bergengsi di AS dan Inggris ini juga dianggap mampu mengantar negeri ini ke arah Pakistan Baru. Rakyat Pakistan mulai menjauhi dirinya terutama setelah mengetahui bahwa Bhutto melakukan korupsi yang besar-besaran.

Saat mengudeta, yakni pada 5 Juli 1977, Zia ul-Haq sendiri belum genap setahun menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan. Ia melakukannya dalam operasi bertajuk Fairplay, tidak menimbulkan korban, dan tergolong kudeta tak berdarah (bloodless coup). Kudeta terbilang fenomenal karena Ali Bhutto bukanlah orang sembarangan. Ia adalah pendiri Partai Rakyat Pakistan, partai terbesar di Pakistan. Ali Bhutto juga pernah menjabat Menteri Luar Negeri di era Presiden Ayub Khan, serta menjabat Presiden Pakistan (1971 - ­1973). Ia adalah politisi termuda di Pakistan dan menjadi penasihat Presiden Ayub Khan dalam Perang India-Pakistan (1965).

sumber : Wikipedia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement