REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Suasana kota Kairo pada Kamis pasca-pelengseran Presiden Muhammad Mursi relatif tenang, namun warga Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi bergelombang menuju Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo Timur.
Gelombang massa dari Ikhwanul Muslimin itu mulai datang pada Kamis petang waktu setempat (Kamis malam WIB).
"Mursi pahlawan kami, Badie penuntun kami," teriak massa, merujuk pada penggulingan Presiden Mursi dan penangkapan terhadap Mursyid/Pemimpin Tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mohammad Badie.
Mursi dikenai tahanan rumah segera setelah pelengserannya pada Rabu (3/7) malam, sementara Badie dan Wakil Moursyid, Khairat Al Shater ditangkap pada Kamis atas perintah kejaksaan.
Kedua pemimpin puncak Ikhwanul Muslimin itu dituduh bertanggung jawab atas tewasnya delapan orang dalam aksi penyerbuan dari pendukung oposisi terhadap Markas Besar Ikwanul Muslimin di Distrik Moqattam, Kairo awal pekan ini.
Gedung Markas Besar Ikhwanul Muslimin itu dibakar oleh penyerbu dan barang-barangnya dijarah seperti komputer, meja, kursi, bahkan daun pintu.
Kantor berita resmi Mesir, MENA, melaporkan bahwa selain penangkapan terhadap Badie dan Shater, juga Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan -- sayap politik Ikhwanul Muslimin -- Saad Katatni, dan lebih dari 300 pendukung Moursi di Kairo dan di berbagai provinsi.
Sementara itu, jaringan televisi nasional setempat dan TV asing dilarang pihak berwenang untuk menyiarkan unjuk rasa massa Ikhwanul Muslimin yang kini beroposisi tersebut.
Pelarangan itu berlaku segera setelah Moursi dilengserkan, dan televisi hanya menyoroti massa oposisi yang gegap gempita merayakan kemenangan tuntutan mereka.
Adapun televisi yang dianggap menyokong Moursi, yaitu Misr25 bukan saja dilarang, tapi langsung ditutup, begitu pula Al HafizTV dan Al NasTV bernasib serupa, menghilang dari udara.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 11 orang tewas dan 506 orang cedera di 17 provinsi akibat bentrokan pendukung dan anti-Moursi pasca-pelengseran.
Meskipun suasana kota Kairo sehari setelah pelengseran itu relatif tenang, namun kantor-kantor, bank, dan toko-toko umumnya masih belum beraktivitas.
Saat ini berita ini dikirim pada Kamis petang, massa Ikhwanul Muslimin terus bergelombang datang memenuhi Bundaran Rabiah.