Jumat 05 Jul 2013 19:24 WIB

Turki Pantau Keadaan di Mesir

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu

REPUBLIKA.CO.ID, ANKAR -- Turki mengikuti perkembangan terbaru di Mesir setelah penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada Rabu (3/7), kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataan pada Kamis (4/7).

"Setelah penggulingan Mursi dari kekuasaan kemarin oleh Angkatan Bersenjata Mesir dan pembubaran konstitusi, keadaan di Mesir mencapai tahap sangat peka dan mengkhawatirkan," kata pernyataan yang dilansir dari Xinhua, Jumat (5/7). Mursi digulingkan oleh militer pada Rabu malam setelah gagal menanggapi jutaan pengunjuk rasa, yang menuntut penggantiannya dan pemilihan presiden dini.

"Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kami percaya ini sangat penting bahwa krisis di Mesir saat ini harus diatasi melalui konsensus sosial yang ingin dicapai melalui pendekatan dan dialog, yang mencakup dan mempertimbangkan keprihatinan serta pandangan semua segmen masyarakat," kata Kementerian Luar Negeri Turki yang mengharapkan semua pihak menghormati secara luas mempertimbangkan posisi Mursi, dalam periode baru di Mesir.

"Kami menyerukan semua pihak untuk bertindak dengan akal sehat dan menahan diri demi proses demokratisasi untuk menghormati aturan hukum dan untuk membangun kembali tatanan demokrasi dengan menggelar pemilu yang bebas dan adil sesegera mungkin," katanya.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, menggambarkan tersingkirnya Mursi tidak dapat diterima dan mengecap intervensi militer sebagai kudeta militer. Berbeda dengan AS dan pernyataan beberapa negara Eropa yang menahan diri dari menggunakan kata kudeta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement