Jumat 05 Jul 2013 21:14 WIB
Pasca-Kudeta Mursi

Mursi Keluar Masuk Penjara karena Ikut Demonstrasi

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Karir politik Mursi dimulai sejak dia masuk dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Mursi naik jabatan di jajaran Ikhwanul menjadi anggota biro bimbingan pada 1995.

Dalam laporan Al-Jazeera, dia menjadi anggota parlemen pada 2000 melalui kandidat independen sejak Ikhwanul secara resmi dilarang beroperasi. Dia menjabat sebagai juru bicara kelompok dalam parlemen.

Pada 2006, Mursi dipenjara selama tujuh bulan karena mengambil bagian dalam demonstrasi yang menuntut independensi peradilan. Dia juga ditangkap dan ditahan sebentar selama 2011 karena pemberontakan yang menggulingkan Hosni Mubarak dari kursi presiden.

Setelah Mubarak jatuh, Ikhwanul Muslimin mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai sayap politiknya. Pemilu berikutnya untuk pembuatan konstitusi dan parlemen didominasi dari partai tersebut.

Partai tersebut awalnya memilih Khairat el-Shater untuk menjadi kandidat dalam pemilihan presiden. Namun, dia didiskualifikasi karena masalah teknis. Mursi terpilih sebagai pengganti, sehingga beberapa menyebutnya sebagai kandidat 'ban serep' dari Ikhwanul Muslimin.

Dalam pemilihan presiden yang diadakan pada Mei 2012, Mursi memenangkan hampir 25 persen suara dalam putaran pemilu presiden, lebih dari calon lainnya. Mursi meyakinkan pemilih Mesir dia tidak akan memerintah sebagai sebuah teokrat.

Dia mengalahkan Ahmed Shafiq, perdana menteri dalam pemerintahan Mubarak dalam putaran berikutnya dengan hampir 52 persen suara. Mursi resmi menjabat presiden Mesir pada 30 Jui. Kemenangan Mursi, seorang Islamis dan anggota Ikhwanul Muslimin, tidak pernah diprediksi dua tahun sebelumnya.

sumber : Al-Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement