Senin 08 Jul 2013 05:03 WIB

Perpecahan Mesir Makin Meluas

Militer Mesir bersiaga di jalanan Ibu Kota Kairo
Foto: DAILY INDIA NEWS
Militer Mesir bersiaga di jalanan Ibu Kota Kairo

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Perpecahan yang pahit di Mesir tampaknya semakin meluas beberapa jam setelah pendukung dan penentang presiden tersingkir Mohamed Mursi bentrok di jalan-jalan Kairo dan di seluruh negara itu.

Pejabat-pejabat mengatakan jumlah korban tewas akibat bentrokan Jumat meningkat menjadi 36 orang, dengan lebih dari 1.000 lainnya luka-luka. Batu, selongsong peluru dan sisa-sisa kekerasan lain tersebar di seantero zona bentrokan di ibu kota Mesir, Kairo.

Seperti dilansir VOA, presiden sementara Mesir, pakar hukum Adly Mansour, di istana presiden menerima Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fattah-el-Sisi, dan menteri dalam negeri, yang mengepalai kepolisian nasional.

Menurut kantor berita Associated Press, Mansour juga bertemu para pemimpin gerakan pemuda Tamrod, yang mengorganisir demonstrasi anti-Morsi. Ribuan pendukung Mursi melancarkan demonstrasi di luar masjid di Nasr City, Kairo. Para pemimpin Ikhwanul Muslimin mengatakan mereka merencanakan perlawanan tanpa kekerasan, tetapi satu kelompok baru yang muncul Jumat mengatakan akan melakukan tindak kekerasan jika perlu supaya presiden terguling bisa menjabat kembali.

Kekhawatiran akan kekerasan sektarian kembali muncul Sabtu setelah terbunuhnya seorang pendeta Koptik di Sinai utara. Pejabat-pejabat keamanan Mesir mengatakan orang-orang bersenjata menyeret pendeta itu keluar dari mobilnya dan menembaknya berulangkali.

Walau kekerasan sudah terjadi, pemimpin Ikhwanul Muslimin mendesak pendukungnya agar melancarkan demonstrasi damai. Pemimpin "tertinggi" organisasi tersebut, Mohammed Badie, pada Jumat mendesak anggota untuk tetap tinggal di lapangan-lapangan dan jalan-jalan Mesir sampai Mursi kembali ke kekuasaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement