Senin 08 Jul 2013 08:58 WIB

Pemimpin Baru Oposisi Suriah Ingin Senjata dari Arab Saudi Segera Sampai

Pasukan pemberontak oposisi Suriah
Foto: Reuters
Pasukan pemberontak oposisi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemimpin baru oposisi Koalisi Nasional Suriah Ahmad Jarba menginginkan pengiriman senjata canggih dari Arab Saudi dapat segera diterima para militan. Ia pun akan mengganti kondisi militer yang dipandangnya lemah.

Jarba memang dikenal sebagai tokoh yang memiliki kedekatan dengan Arab Saudi. Ia mengatakan, oposisi tidak akan hadir ke pertemuan perdamaian yang disponsori Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Genewa. Kecuali, katanya, kekuatan militer oposisi menjadi kuat.

"Genewa dalam situasi ini tidak memungkinkan. Jika akan ke sana, kita harus kuat di dasar, tidak seperti sekarang, lemah," katanya seperti dilansir Reuters, Senin (8/7) WIB.

Dalam beberapa pekan ini, lanjutnya, Arab Saudi akan meningkatkan perannya dalam mendukung oposisi. Karenanya, ia pun yakin Arab Saudi akan segera mengirimkan senjata yang dapat meningkatkan perlawanan terhadap Presiden Bashar al-Assad. "Saya pikir situasinya lebih baik dari sebelumnya. Saya pikir senjata itu akan segera tiba di Suriah," tambahnya.

Ia mengaku, ada dua prioritas saat ini, yaitu militer dan humanitarian. "Kami berupaya untuk mendapatkan senjata jarak menengah yang canggih untuk dan membebaskan wilayah-wilayah," paparnya.

Jarba menawarkan pasukan pemerintah gencatan senjata selama Ramadhan. Termasuk berhenti berperang di kota Homs. Namun, ia menyatakan akan terus melawan pemerintahan Assad. "Saya tidak akan berhenti sampai mendapatkan persenjataan canggih yang diperlukan untuk memukul balik Assad dan sekutunya... Saya memberikan diri saya waktu satu bulan untuk mencapai tujuan itu," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement