Senin 08 Jul 2013 16:15 WIB

Rusia Desak Snowden Terima Tawaran Venezuela

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Fernan Rahadi
 Seorang pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6).    (AP/Kin Cheung)
Seorang pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Anggota Parlemen Rusia meminta Edward Snowden untuk segera menerima tawaran suaka politik Venezuela. Bukan tak mungkin ini adalah kesempatan terakhir Snowden mendapat suaka politik.

Ketua Komite Parlemen Rusia urusan Internasional, Alexei Pushkov mengatakan hal tersebut melalui media sosial Twitter. Komentar ini bermakna bahwa Rusia ingin mantan analis National Security Agency ini segera pergi dari Moskow.

Pria berumur 30 tahun itu saat ini diketahui terjebak di Area Transit Bandara Sheremetyevo Moskow sejak tiba dari Hong Kong dua pekan lalu. Ia tak bisa pergi kemana-mana karena AS membatalkan paspornya.

Kementerian Luar Negeri Rusia saat ini belum menanggapi suaka politik Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Menteri Luar Negeri Venezuela akhir pekan lalu juga mengatakan belum menghubungi Snowden yang masih berada di Rusia.

Agar Snowden bisa pergi ke Amerika Selatan, maka ia butuh surat perjalanan yang dikeluarkan Pemerintah Venezuela. Namun perjalanan komersial menuju Amerika Selatan, hanya antara Moskow dan Havana, Kuba. Meski Snowden sempat memesan kursi menuju ke Havana, ia tak juga muncul.

Perjalanan Moskow menuju Havana akan melewati beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa waktu lalu beberapa negara Eropa menolak wilayah udara mereka digunakan sebagai jalur pesawat yang ditumpangi Presiden Bolivia, Evo Morales. Karena negara itu khawatir Edward Snowden ikut dalam pesawat tersebut.

Dengan setengah bercanda, Pushkov juga mengatakan jika ia tak menemukan tempat perlindungan, ia bisa tinggal di Rusia dan menikahi Anna Chapman. Anna adalah salah satu dari 10 mata-mata Rusia yang dideportasi dari Amerika Serikat 2010 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement