CANBERRA -- Pimimpin oposisi parlemen Australia, Tony Abbott mengatakan akan bertanggung jawab atas setiap kematian di lautan sebagai akibat dari kebijakan Koalisi untuk menghalau kapal pencari suaka kembali ke Indonesia.
Dalam wawancara dengan program ABC 7.30, Abbott sempat mendapat pertanyaan apakah dirinya siap menghadapi kematian di lautan “dari hati nuraninya”.
Tony Abbott meresponnya dengan mengatakan “jelas saya akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi, tapi yang paling penting adalah hentikan kapalnya”.
Indonesia telah memberikan signal ketidak setujuan seputar rencana kebijakan penghalauan kembali kapal pencari suaka.
Tapi Abbott menjelaskan pada masa pemerintahan John Howard tidak meminta izin terkait kebijakan pencari suaka dan pernah dilakukan sebelumnya. “Hal yang menarik adalah Indonesia tidak memberikan secara eksplisit ijin sebelumnya, tapi itu tidak berarti hubungan baik dengan erat antara Pemerintahan Howard dengan Indonesia terputus,” katanya.
“Pemerintahan Howard menghentikan kapal pencari suaka diantara kebijakan lainnya-yang bisa dilakukan di masa lalu tentu bisa dilakukan lagi di masa mendatang.”
Tony Abbott mengatakan kebijakan Koalisi akan membawa perubahan “sejak hari pertama”.
Sebelumnya hari ini, Tony Abbott menuduh para pencari suaka yang mengancam untuk melukai diri sendiri sebagai sebuah ancaman pemerasan. Pekan lalu, sebuah kapal dagang Singapura- dipaksa untuk berlayar ke Pulau Christmas. Setelah diselamatkan, sekelompok pencari suaka mengancam untuk menyakiti diri jika mereka tidak dibawa ke Australia.
Ketika ditanya bagaimana ia akan menanggapi jika pencari suaka mengancam akan menenggelamkan kapal mereka atau melemparkan anak-anak mereka ke laut, Abbott menjawab bahwa warga Australia harus percaya pada Angkatan Lautnya. "Ini semua adalah berbagai hipotesis, tapi saya percaya Angkatan Laut kita telah menerima tantangan yang bisa ditimbulkan para penyelundup manusia," katanya.