Senin 08 Jul 2013 21:19 WIB

Korban Tewas Bentrok Mesir Capai 42 Orang

Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO- Kementerian Kesehatan Mesir pada Senin (8/7) secara resmi melaporkan korban tewas meningkat menjadi 42 orangl sementara 322 orang terluka akibat bentrokan antara tentara dan Ikhwanul Muslimin di Garda Republik, tempat presiden terguling Mohamed Mursi ditahan.

Para korban tewas dan terluka itu kini mendapat perawatan darurat di beberapa rumah sakit Kairo, seperti Rumah Sakit Rabiah Adawiyah, RS Taamin Al Sihhi dan RS Moqawolun, kata Kepala Satuan Ambulans Kementerian Kesehatan, Mohamed Soltan. Seorang perwira tentara juga dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut.

Bentrokan tersebut terjadi di Garda Republik pada Senin pagi usai shalat subuh antara pengunjuk rasa pendukung Mursi dan tentara yang mengawal tempat Moursi ditahan tersebut.

Letak Garda Republik sekitar tiga kilometer dari Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, tempat konsentrasi massa Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi. Ikhwanul Muslimin dan Angkatan Bersenjata saling menuduh mengenai pemicu bentrokan itu.

"Kami diserang usai shalat Subuh, bahkan ada yang masih sedang menjalankan ibadah Subuh," kata Mohamed Beltaghi, petinggi Ikhwanul Muslimin. Sebaliknya, tentara mengatakan mereka melepaskan tembakan gas air mata setelah diserang oleh pengunjuk rasa.

Beltaghi mengatakan, serangan awal terhadap mereka dimulai dengan tembakan gas air mata yang sangat tebal, kemudian disusul serentetan tembakan sejata api. Oposisi dari Gerakan 6 April menyatakan belasungkawa atas tragedi tersebut.

Menanggapi penembakan itu, Partai Annur, sayap politik Gerakan Islam Salafi -- yang mendukung kudeta militer pelengseran Presiden Mursi -- menyatakan menarik diri dari dialog untuk pembentukan kabinet transisi.

Presiden transisi Adly Mansour sedang melakukan pendekatan dengan berbagai kekuatan politik untuk pembentukan kabinet transisi yang semula hendak diumumkan Senin. Namun, Juru Bicara Presiden Transisi, Ahmed Al Mosalamani pada Senin mengatakan belum ada jadwal pasti mengenai pengumuman kabinet transisi itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement