Senin 08 Jul 2013 21:49 WIB

Pemerintah Sementara Mesir Takkan Mundur

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
 Pengunjuk rasa memegang foto Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Pengunjuk rasa memegang foto Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Sementara Mesir menyatakan penyesalan mendalam atas tewasnya 24 orang pendukung Presiden Mursi. Namun Pemerintah juga mengatakan keadaan itu takkan membuat siapa pun mundur dari rencana sebelumnya.

Juru Bicara Presiden, Ahmed Elmoslmany, dikutip dari Al Jazirah, mengatakan tragedi tewasnya 42 pendukung Mursi takkan menggagalkan usaha untuk membentuk pemerintahan yang baru. Setiap langkah akan tetap mengikuti roadmap politik yang ada.

Berdasarkan pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara, kematian warga yang terjadi terakhir disebutkan sebagai hasil dari upaya para demonstran menyerbu markas Garda Republik. Pemerintahan transisi juga mengatakan telah membentuk sebuah komite peradilan untuk menyelidiki peristiwa penembakan tersebut. Namun mereka memperingatkan demonstran proMursi untuk tak mendekati gedung-gedung penting negara.

Di tempat berbeda, dikutip dari Al Ahram, jaksa telah memulai penyelidikan terkait tewasnya 42 pendukung Mursi di Kairo. Mereka mengatakan telah menemukan peluru dan bom molotov di lokasi bentrokan di dekat markas Garda Republik.

Delegasi lain mengunjungi kamar mayat di rumah sakit tempat korban di otopsi. Jaksa lain juga mewawancarai para korban di rumah sakit setempat. ''Mereka yang meninggal akan dimakamkan setelah otopsi,'' tutur seorang jaksa kepada Al Ahram, Senin (8/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement