Senin 08 Jul 2013 23:34 WIB

Jelang Ramadhan, Oposisi Suriah Tawarkan Gencatan Senjata

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Djibril Muhammad
Pasukan pemberontak oposisi Suriah
Foto: Reuters
Pasukan pemberontak oposisi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemimpin baru Oposisi, Ahmad Jarba menawarkan gencatan senjata kala Ramadhan. Ia berharap pertempuran di Homs segera berhenti untuk sementara, khususnya melihat begitu banyak korban tewas di kedua pihak.

"Kami menatap bencana kemanusiaan yang nyata di Homs," ucap dia dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/7).

Ia mengatakan saat ini pejuang oposisi terus bertahan menghadapi serangan ganas militer Assad yang mengepung menggunakan pasukan darat dan menembakkan artileri dari udara.

Assad, yang awalnya berada di ambang kekalahan kini mampu membalikkan keadaan karena dibantu Iran dan Hizbullah. Ia juga menyatakan akibat berbagai serangan dalam beberapa bulan ini, posisi pejuang oposisi melemah.

Seorang delegasi Homs yang ditemui Jarba, menyatakan Homs bisa jatuh ke tangan Assad dalam hitungan hari. Oleh sebab itu Jarba berharap pengiriman senjata tingkat tinggi dari Arab Saudi segera sampai.

Pengacara berusia 44 tahun ini, ketika diwawancarai Reuters menyatakan dengan kondisi lemah seperti saat ini, oposisi tak memiliki daya tawar. Sehingga tak memungkinkan mereka untuk datang pada Konferensi Damai Jenewa II yang disponsori Amerika Serikat dan Rusia.

"Jika kita pergi ke Jenewa, kita harus kuat. tak seperti saat ini yang lemah," tutur dia kepada Reuters, Senin (8/7).

Ia pun berharap, senjata tingkat tinggi Arab Saudi segera sampai. Agar bisa memukul mundur pasukan Assad yang kini sedang menekan Oposisi di Homs. "Saya pikir situasi lebih baik dari sebelumnya," ucap ia kembali.

Sebagai pemimpin baru, ia menegaskan saat ini ada dua hal prioritasnya. Kedua hal itu adalah bantuan militer dan kemanusiaan. Untuk saat ini seluruh pihak sedang menunggu pengiriman senjata canggih dan kelas menengah kepada Pasukan Pembebasan Suriah.

Ia pun menegaskan sebagai pemimpin baru ia takkan beristirahat sampai oposisi mendapat senjata untuk memukul balik Assad dan sekutunya. Ia pun mematok waktu satu bulan sebagai waktu untuk menyelesaikan semua hal.

Setelah bertemu dengan delegasi atau aktivis oposisi Homs, Jarba menyumbangkan dana 250 ribu dolar AS yang berasal dari kocek dia sendiri. Dana tersebut digunakan untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan di sana.

Al Jazeera melaporkan berdasarkan rekaman video amatir terjadi penembakan di dekat masjid Khalid Al Walid. Sejauh ini tembak menembak masih terus terjadi di Homs, di mana militer Suriah berada di atas angin dengan serangan udara.

Observatorium HAM untuk Suriah melaporkan enam tahanan tewas akibat serangan artileri di penjara kota Aleppo. Tak jelas siapa yang menembakan bom tersebut ke penjara tersebut. Ahad lalu, sebanyak 70 tentara dan pejuang tewas dalam baku tembak. Selain itu 40 warga sipil juga ikut tewas dalam berbagai serangan di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement