REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kebijakan Cina yang memberi batu bara gratis untuk pemanasan warga di wilayah utara negara tersebut telah menurunkan harapan hidup penduduk 5,5 tahun. Polusi udara dari hasil pembakaran batu bara di wilayah utara sungai Huai dengan populasi sekitar 500 juta orang, mencapai 55 persen lebih tinggi ketimbang selatan.
Wilayah tersebut juga memiliki peringkat penyakit jantung dan paru-paru yang lebih tinggi akibat kebijakan pada 1980 tersebut. Hasil itu merupakan temuan dari peneliti dari Cina, Amerika Serikat, dan Israel.
Mereka mempelajari polusi dan kematian di 90 kota di utara dan selatan antara 1981-2000. Mereka secara khusus melihat peningkatan polusi total partikuler tersuspensi atau TSPs pada jelaga dan asap. Peneliti menganalisis statistik kematian pada 1991-2000 dan menemukan bukti harapan hidup lebih pendek di daerah yang diberi batubara gratis.
"Harapan hidup sekitar 5,5 tahun lebih rendah di utara karena peningkatan insiden kematian yang terkait dengan pernapasan," ungkap hasil penelitian tersebut dikutip BBC, Selasa (9/7).
Para ilmuwan berpendapat temuan mereka dapat membantu negara berkembang seperti Brasil atau India menemukan cara yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan perlindungan kesehatan. Laporan ini meningkatkan tekanan pada otoritas Cina untuk lebih banyak mengatasi polusi.