Rabu 10 Jul 2013 09:03 WIB

Temperatur Sydney akan Naik 4 Derajat di 2050

Red:
Kota Sydney
Kota Sydney

SYDNEY -- Peneliti memperkirakan suhu udara di Kota Sydney akan meningkat hingga 4 derajat Celcius pada tahun 2050, menyusul maraknya pembangunan di pinggiran kota tersebut.

Perkiraan ini dikemukakan Pusat Penelitian Ilmu Sistem Iklim di Universitas New South Wales dengan mempelajari dampak pemanasan di perkotaan atau bagaimana pemanasan terbentuk di lingkungan perkotaan.

Para peneliti mengatakan jika digabungkan dengan pemanasan global, area baru di pinggiran kota Sydney suhunya bisa meningkat 3,7 derajat Celsius pada tahun 2050. Pemimpin riset ini, Daniel Argueso mengatakan kawasan perkotaan yang dekat dengan sentra bisnis akan memanas 2,5 derajat. "Perubahan ini sudah terjadi di kawasan-kawasan yang sudah terbangun tapi terjadi sedikit demi sedikit, dan sejauh ini belum ada perubahan masif pada suhu di malam hari karena perubahan iklim,” jelasnya.

“Peningkatan suhu ini terjadi karena kombinasi perluasan daerah yang sebelumnya pedesaan menjadi perkotaan dan perubahan iklim terjadi di kawasan-kawasan seperti itu,” katanya.

Penelitian ini juga meyakini peningkatan suhu udara paling terlihat di malam hari, ketika struktur bangunan di perkotaan melepaskan panas yang diserapnya pada siang hari.

Para peneliti mengatakan untuk mengatasi laju peningkatan suhu udara ini perencana tata kota harus menambah jumlah pepohonan, kawasan serapan air dan taman di daerah perkotaan.

Argueso mengatakan suhu udara akan meningkat di seluruh kawasan perkotaan jika wilayah pedesaan terus terkonversi menjadi daerah tempat tinggal masyarakat kota.

"Kita harus berpikir menambah lebih banyak taman, menambah kawasan tutupan hijau atau mungkin mengurangi kepadatan bangunan,” kata Argueso.

"Kita juga perlu menyisakan area yang menyediakan sumber air, seperti kolam atau permukaan air yang bisa menguap dan memberi efek mendinginkan,” tambahnya lagi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement