REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB mengatakan pihaknya menyayangkan insiden pengalihan pesawat Presiden Bolivia ke Wina karena curiga ditumpangi pembocor rahasia intelijen AS, Edward Snowden. Ban Ki-Moon mengatakan penting untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
"Seorang kepala negara dan pesawatnya memiliki kekebalan dan tidak dapat diganggu gugat," ujarnya dikutip Al Jazirah, kemarin.
Snowden diyakini masih berada di bandara Moskow di mana dia mendarat pada 23 Juni setelah melarikan diri dari Hong Kong. Beberapa negara Eropa menolak memberi izin Presiden Bolivia, Evo Morales untuk terbang melalui wilayah udara mereka dalam perjalanan pulang dari Moskow pada 2 Juli, karena kecurigaan Snowden naik pesawatnya.
Ban memberi pernyataan setelah bertemu dengan duta besar dari Bolivia, Kuba, Ekuador, Nikaragua, dan Venezuela untuk mendengar keluhan mereka. Bolivia menuduh Spanyol, Prancis, Portugal, dan Italia menutup wilayah udara dan menuntut mereka memberi penjelasan.
Spanyol mengakui permintaan AS menyebabkan penundaan untuk menyetujui penerbangan presiden Bolivia. Tetapi mereka memberi lampu hijau setelah menerima jaminan dari Bolivia bahwa buronan AS, Edward Snowden tidak berada di pesawat.