Rabu 10 Jul 2013 05:50 WIB

Mesir Berlakukan Visa untuk Warga Negara Suriah

Militer Mesir
Foto: AP/Hassan Ammar
Militer Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Rakyat Suriah yang bepergian ke Mesir sekarang perlu mengajukan permohonan visa setelah pihak berwenang di Kairo mengeluarkan aturan baru di tengah melonjaknya aksi kerusuhan di Mesir, kata staf konsulat di Beirut, Selasa.

"Ada keputusan dari Kairo bahwa setiap rakyat Suriah yang bepergian ke Mesir harus mengajukan permohonan visa di Kedutaan Besar Mesir," kata anggota staf konsulat Mesir di Beirut.

"Keputusan akan dibuat sekitar 10 sampai 15 hari setelah yang bersangkutan mengajukan permohonan visanya," katanya.

"Saya tidak tahu apakah perubahan ini bersifat sementara atau permanen. Yang saya tahu adalah bahwa hal itu berlaku pada Senin," tambahnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan hampir 90 ribu warga Suriah telah terdaftar di Komisaris Tinggi untuk Pengungsi di Mesir.

Namun jumlah rakyat Suriah yang telah mengungsi di Mesir diyakini jauh lebih banyak dari yang telah tercatat. Salah satu alasannya adalah karena rakyat Suriah tidak perlu memiliki visa untuk memasuki Mesir sebelumnya.

Staf Middle East Airline (MEA) di Lebanon mengkonfirmasi perubahan itu.

"Warga Suriah sekarang memerlukan visa untuk pergi ke Kairo. Saya tidak memiliki informasi tentang alasan di balik perubahan itu," kata seorang operator telepon.

Penerbangan MEA dari Beirut ke Kairo sering penuh oleh penumpang warga Suriah yang melarikan diri melalui jalan darat ke Lebanon, dan kemudian melanjutkan melalui udara ke Mesir.

Konfirmasi kebijakan baru itu muncul sehari setelah munculnya beberapa laporan jika beberapa warga Suriah dikembalikan setelah tiba di Kairo.

Koran pemerintah Mesir Al-Ahram, Senin, melaporkan bahwa penumpang penerbangan dari kota Suriah pesisir Latakia ditolak masuk.

Media Mesir juga melaporkan warga Suriah yang terbang dengan maskapai MEA ditolak masuk ke Kairo.

Meskipun akhirnya diizinkan masuk ke Kairo, pembangkang terkemuka Suriah Haytham al-Maleh harus menunggu izin dari pemerintah Mesir di bandara selama dua jam, katanya.

"Saya punya koneksi, dan saya bisa mendapatkan izin untuk memasuki Kairo setelah dua jam menunggu di bandara," kata Maleh.

"Tapi saya melihat sekitar 25 keluarga Suriah yang menunggu sebelum dideportasi."

"Kami terkejut dengan keputusan tersebut, terutama karena berasal dari Mesir, yang merupakan negara saudara Suriah," kata Maleh, yang merupakan anggota dari oposisi utama Suriah Koalisi Nasional yang tinggal di Kairo.

Dia mengatakan koalisi tengah bekerja untuk meyakinkan pihak berwenang Mesir guna membatalkan keputusan tersebut.

Mesir telah mengalami kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 30 Juni, yang dipicu oleh aksi unjuk rasa besar menuntut pengunduran Presiden Muhammad Mursi yang kemudian dikudeta militer.

Bentrokan mematikan di jalanan antara kelompok pendukung dan penentang uorsi terjadi di sejumlah kota di Mesir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement