Rabu 10 Jul 2013 15:04 WIB

Spanyol Mengaku Ditekan AS Terkait Larangan Pesawat Bolivia

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Fernan Rahadi
  Aksi unjuk rasa mengecam pengalihan paksa rute pesawat Presiden Bolivia di luar Kedubes AS di Mexico City, Kamis (4/7) waktu setempat.    (AP/Ivan Pierre Aguirre)
Aksi unjuk rasa mengecam pengalihan paksa rute pesawat Presiden Bolivia di luar Kedubes AS di Mexico City, Kamis (4/7) waktu setempat. (AP/Ivan Pierre Aguirre)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol mengakui Amerika Serikat meminta agar tak mengizinkan pesawat kepresidenan Bolivia melewati langit negeri itu.

Pekan lalu, Reuters melaporkan Bolivia menuduh Spanyol, Perancis, Portugal dan Italia bertindak sewenang-wenang dengan tak mengizinkan pesawat kepresidenan Evo Morales melewati langit mereka. Bolivia pun menuntut mereka memberikan informasi siapa yang mengatakan mantan analis Badan Sekuriti Nasional (NSA) Edward Snowden ada dalam pesawat itu.

Sementara itu ketika diwawancarai wartawan, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia Margallo secara eksplisit mengatakan bahwa negaranya diberitahu Amerika Serikat. Margallo juga mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Bolivia, David Choquehanca, menjamin bahwa Snowden tak ada dalam pesawat.

Bahkan, Menlu Bolivia mengatakan kepada Margallo, sang whistleblower tak ada di dalam pesawat bahkan sejak keberangkatan. "Spanyol memberikan izin wilayah udara atas dasar ucapan Menteri Luar Negeri Bolivia,'' katanya dikutip Reuters, Rabu (10/7).

Ia melanjutkan, jika pun terjadi kesalahpahaman maka Spanyol tak keberatan untuk meminta maaf kepada Presiden Evo Morales. Sementara, Pemerintah Bolivia yakin Amerika Serikat mengetahui bahwa Snowden tak ada di dalam pesawat. Amerika Serikat, menurut mereka, hanya ingin mengintimidasi Morales karena sering bicara blak-blakan mengenai kebijakan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement