REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sejumlah orang bersenjata hari Rabu memberondongkan tembakan ke arah mobil seorang komandan militer senior di Semenanjung Sinai, Mesir, kata seorang juru bicara militer, sehari setelah dua orang tewas dalam serangan militan terhadap sebuah pos pemeriksaan keamanan.
Penembakan mobil komandan itu mengarah pada bentrokan antara pasukan keamanan dan penyerang, kata juru bicara itu.
Beberapa pejabat keamanan mengatakan kepada AFP, komandan itu tidak terluka dalam serangan tersebut, yang terjadi di daerah Sheikh Zuwayed di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza.
Seorang perempuan cedera selama kontak-tembak itu dan tewas kemudian di rumah sakit, kata militer.
Penembakan itu merupakan yang terakhir dari gelombang serangan yang ditujukan pada pasukan keamanan dan polisi dalam beberapa hari ini dengan tujuan menimbulkan kekacauan dan mengganggu stabilitas dan keamanan nasional Mesir, kata militer.
Insiden itu juga merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut sejak kudeta terhadap Presiden
Muhammad Mursi oleh militer pada Rabu setelah protes luas di berbagai penjuru Mesir.
Lima aparat keamanan tewas Jumat dalam bentrokan dengan militan di El Arish, ibu kota
Sinai Utara.
Sabtu, seorang pendeta tewas dibunuh kelompok militan, empat pos pemeriksaan ditembaki, dan ledakan menghantam sebuah pipa yang mengalirkan gas ke Yordania.
Kebakaran yang terjadi akibat ledakan itu diatasi pada Minggu pagi, kata media pemerintah. Pipa gas itu diserang lebih dari 10 kali sejak penggulingan Hosni Mubarak.
Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di perbatasan dengan Israel. Presiden baru
Mesir Mohamed Mursi berjanji memulihkan ketertiban.
sumber : Antara