Kamis 11 Jul 2013 19:40 WIB

Dubes Saudi: Myanmar 'Berbulan Madu' di Atas Penderitaan Muslim Rohingya

 Puluhan warga Rohingya yang terdampar di Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, tiba di pelabuhan Lampulo Banda Aceh, Senin (8/4). (Antara/Ampelsa)
Puluhan warga Rohingya yang terdampar di Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, tiba di pelabuhan Lampulo Banda Aceh, Senin (8/4). (Antara/Ampelsa)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Negara-negara Islam pada Rabu mengimbau pemimpin Perserikatan Bangsa Bangsa, Ban Ki-moon, berbuat lebih banyak untuk menghentikan apa yang mereka katakan 'kekejaman' terhadap umat Muslim yang bertahan di Myanmar.

Kerusuhan agama di Myanmar yang mayoritas berpenduduk Buddha telah melemparkan bayangan atas reformasi politik yang digembar-gemborkan sejak kekuasaan militer berakhir dua tahun lalu.

Para utusan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di PBB mengatakan badan dunia itu harus menekan pemerintah Myanmar atas masalah ini.

"Myanmar memiliki madu dengan dunia. Satu-satunya masalah adalah bahwa bulan madu sedang dibangun di atas tubuh para korban Muslim di negara itu," kata Duta Besar Arab Saudi di PBB, Abdullah al-Mouallemi.

Mouallemi dan para duta besar dari anggota-anggota OKI menemui Ban pada Rabu. Mereka menuntut tindakan lebih oleh PBB khususnya atas nasib Muslim Rohingya.

Pada Maret, sedikitnya 44 orang --sebagian besar Muslim-- tewas dalam perselisihan sektarian di Myanmar tengah.

Kerusuhan komunal tahun lalu di negara bagian barat Rakhine menewaskan sekitar 200 orang. Sementara, sebanyak 140.000 orang terpaksa mengungsi. Mereka terutama Rohingya yang merupakan minoritas Muslim yang ditolak oleh banyak orang di Myanmar.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement