REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berdasarkan jajak pendapat terbaru ternyata mayoritas warga Amerika Serikat (AS) tak menganggap Edward Snowden sebagai pengkhianat. Warga hanya melihat ia sebagai whistleblower, yaitu sang pengungkap kasus program pengawasan pemerintah yang sudah berlebihan.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (11/7), jajak pendapat Universitas Quinnipiac yang mengikutsertakan 2.000 orang, mendapati 55 persen warga AS melihat Edward Snowden sebagai seorang 'whistleblower' atau pengungkap kasus. Hanya 34 persen yang mengatakan Snowen adalah seorang pengkhianat.
Warga AS terbagi dua soal apakah upaya-upaya kontra-terorisme pemerintah itu keterlaluan atau tidak dalam membatasi kebebasan sipil sebagai bagian dari perang melawan terorisme 45 persen warga setuju bahwa program anti-terorisme pemerintah sudah terlalu jauh melebihi kebebasan sipil warga mereka. Sedangkan 40 persen lainnya mengatakan tidak berlebihan.
Hasil ini berbeda dengan jawaban sebelumnya, ketika jajak pendapat serupa pada Januari 2012 yang menunjukkan bahwa 63 persen warga AS percaya bawah program pemerintah tak cukup melindungi warga dari teroris. Asisten Direktur Polling Institute, Universitas Quinnipac, Peter Brown, mengatakan hasil ini adalah reaksi publik dan bisa menjelaskan sejauh mana pemerintah mencoba untuk mencegah terjadinya terorisme di masa depan.
Namun, dari hasil ini kita bisa melihat sebuah perbedaan dari pendukung Republik dan Demokrat terkait program anti terorisme dan kebebasan sipil. Pendukung Demokrat dalam jajak pendapat sebanyak 43 persen mengatakan pemerintah sudah terlalu jauh, sedangkan pendukung Republik hanya 41 persen.