REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri (PM) Mesir Hazem al-Beblawi menyatakan tidak akan mengesampingkan kursi kabinet untuk Ikhwanul Muslimin jike calon-calonnya layak duduk di kabinet.
Beblawi mengaku tetap mempertimbangkan pembentukan pemerintahan sementara setelah penggulingan Presiden Muhammad Mursi oleh kudeta militer pekan lalu.
"Saya tak melihat hubungan politik jika seseorang dari Partai Kebebasan dan Keadilan (Ikhwanul Muslimin), bila dia memang layak maka dia akan dipertimbangkan. Saya mempunya dua kriteria untuk pemerintahan mendatang. Efisiensi dan kredibilitas," Beblawi.
Media negara melaporkan Beblawi akan menawari Ikhwanul Muslimin sejumlah pos dalam pemerintahan baru. Tawaran ini ditolak Ikhwanul Muslimin yang menuntut pemulihan kembali Mursi.
"Kami tak berhubungan dengan pemberontak. Kami menolak semua hal yang datang dari kudeta ini," kata Juru Bicara Ikhwanul Muslimin Tareq al-Morsi kepada AFP.
Beblawi sendiri mengaku belum menemukan menteri-menteri yang potensial. "Sejauh ini saya belum mendekati siapa-siapa," kata Beblawi seraya menjelaskan dia ingin menentukan kandidat-kandidat terbaik sebelum menawarinya bergabung dalam pemerintahannya.
Penggulingan Mursi pada 3 Juli 2013 lalu telah memecah Mesir begitu dalam dan memicu gelombang bentrok berdarah. Pemerintah Beblawi ingin bertahan sampai pemilu tahun depan yang kemugkinan diselenggarakan pada musim panas.
Pemerintah baru dituntut mengatasi perekonomian negerinya yang sangat tergantung kepada bantuan luar negeri dan samakin memburuk selama satu tahun pemerintahan Mursi.