REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Kamis (11/7), menyampaikan keprihatinan mengenai krisis di Mesir dan surat penangkapan yang dikeluarkan terhadap pemimpin Ikhwanul Muslimin serta orang lain.
Ban mengutarakan keprihatinannya selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr. Ban mengatakan tak ada tempat bagi pembalasan atau pengecualian masyarakat atau partai utama di Mesir.
''Ban juga menyerukan dialog damai yang meliputi semua pihak dalam arena politik di Mesir,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Ia menyatakan PBB mendukung Pemerintah Mesir yang sepenuhnya bertanggung-jawab pada rakyat Mesir.
Jaksa Agung Mesir sebelumnya mengeluarkan surat penangkapan atas pemimpin Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badie, dan tokoh lain pada Rabu (10/7).
Mereka diperintah ditangkap dengan tuduhan menghasut bentrokan yang melibatkan kekerasan pada Senin. Bentrokan yang akhirnya menewaskan tak kurang dari 51 orang di luar Rumah Pengawal Republik.
Tragedi itu terjadi dua hari setelah pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badie, menyampaikan pidato berapi-api di hadapan massa yang marah di Bundaran Rabiah Al-Adawiyah di Kairo. Ia berikrar akan berkorban buat kembalinya Mursi dan mencela tindakan militer itu sebagai aksi kudeta.