Jumat 12 Jul 2013 16:06 WIB

Penangkapan tak Surutkan Demo Akbar Pendukung Mursi

Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Demo besar pendukung presiden terguling Mohamed Mursi kembali digelar di Kairo dan berbagai kota provinsi di negara itu pada Jumat (12/6). Unjuk rasa sejuta orang ini dilakukan di tengah gencarnya penangkapan terhadap pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) pendukung Moursi belakangan ini.

"Penangkapan itu kejahatan kemanusiaan dan tidak akan menyurutkan penuntutan pengembalian keabsahan Presiden Moursi," kata Essam El Arian, Wakil Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik IM di Bundaran Rabiah Adawiyah pada Jumat.

Massa menyambut pidato Arian itu dengan gemuruh takbiran Allahu Akbar. Menurut dia, demo besar ini bukan hanya dari Ikhwanul Muslimin tapi juga lebih dari 30 partai dan aliansi prorevolusi 25 Junuari 2011.

Arian juga termasuk salah satu sasaran penangkapan oleh perintah kejaksaan di samping sejumlah petinggi IM mencakup Mursyid atau pemeimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie, mantan Mursyid Mahdy Akef, dan Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, Saad Katatni.

Petinggi IM yang dilaporkan sudah ditangkap adalah Saad Katatni, Mahdy Akef, Wakil Mursyid Khairat Al Shater dan sejumlah pengurus di berbagai provinsi. Para petinggi partai penguasa di masa Presiden Mursi itu dituduh terlibat dalam pembunuhan terhadap demonstran dan juga dituding sebagai "provokator" aksi kekerasan.

Presiden Moursi sendiri ditahan sejak dikudeta pada Rabu pekan lalu, dan sejauh ini publik belum mengetahui tempat penahanannya. Keselamatan Moursi sempat dikhawatirkan, namun belakangan perdana menteri transisi Mesir Hazem Al Bablawi mengungkapkan bahwa berada di "tempat aman".

Semula media setempat mengutip sumber-sumber militer melaporkan bahwa Moursi ditahan di Kantor Garda Republik, namun belakangan dikabarkan ditahan di kantor kementerian pertahanan. Garda Republik sempat menjadi sasaran unjuk rasa pendukung Mursi yang mengakibatkan terjadi bentrokan berdarah pada Rabu (10/7) antara tentara dan pengunjuk rasa sehingga menewaskan lebih 50 orang dan ratusan lagi cedera.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement