PHNOM PENH -- Pemimpin Oposisi Kamboja, Sam Rainsy akhirnya mendapatkan pengampunan dari Raja dan bebas untuk kembali ke negara itu menjelang pemilihan umum.
Pengampunan yang diumumkan pemerintah Kamboja ini, membuka jalan untuk Rainsy pulang untuk mengikuti Pemilu 28 Juli mendatang. Rainsy yang merupakan tokoh politik populer, selama empat tahun terakhir tinggal di pengasingan di Perancis.
Pengampunan Raja ini juga membatalkan hukuman penjara 11 tahun yang dijatuhkan kepada Rainsy tahun 2010 dalam kasus yang oleh para pendukungnya disebut bermotif politik.
Juru bicara pemerintah, Phay Siphan, kepada Radio Australia mengatakan pemimpin oposisi ini bebas kembali ke negara yang ditinggalkannya sejak tahun 2009 lalu.
Kabar ini menggembirakan anggota oposisi Partai Penyelamatan Nasional Kamboja ( CNRP) yang meyakini kehadiran Rainsy bisa diterjemahkan sebagai tambahan dukungan untuk partai mereka.
Sebelumnya pekan lalu, Rainsy mengumumkan akan kembali ke Kamboja tanggal 28 juli dan siap dijebloskan ke penjara jika diperlukan.
Meski demikian Rainsy belum menentukan tanggal kepulangan pastinya, hal ini menimbulkan spekulasi sebelumnya sudah ada perjanjian antara oposisi dan pemerintah.
Pengampunan ini diberikan menyusul ancaman dari pihak pemberi dana yang menyatakan kalau pemilu di negara itu dilangsungkan tanpa kehadiran Sam Rainsy maka tidak bisa dinyatakan sebagai pemilu yang bebas dan adil.