Ahad 14 Jul 2013 09:00 WIB

Puluhan Ribu Warga Kongo Lari ke Uganda, Ini Penyebabnya

Republik Demokrat Kongo
Foto: peacecorps.gov
Republik Demokrat Kongo

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Lebih dari 30 ribu pengungsi dari Timur Republik Demokratik Kongo melarikan diri dari serangan pemberontak di kota Kamango telah tiba di negara tetangga Uganda, kata pejabat PBB, Sabtu (13/7). Aliran pengungsi telah menyeberang perbatasan ke barat Uganda, Kabupaten Bundibugyo sejak serangan pada Kamis.

Di Bundibugyo, pengungsi membawa barang-barang mereka menumpuk di kepala mereka, termasuk menggulung kasur, panci memasak dan ayam. "Kami bangun dalam kegelapan sebelum fajar pada Kamis dengan penembakan, tembakan senjata," kata seorang ibu tiga anak yang menolak untuk menyebutkan namanya.

"Saya hanya meraih anak-anak saya dan apa yang saya bisa bawa, dan kami berlari menuju Uganda, kami takut dibunuh." Seorang fotografer AFP mengatakan bahwa antrean panjang pengungsi yang melintasi jembatan perbatasan ke Uganda setiap jam.

Pejabat badan pengungsi PBB, Karen Ringuette, mengatakan bahwa lebih dari 30 ribu telah memasuki Uganda. Richard Nsubuga, dari Palang Merah Uganda, mengatakan mereka bekerja keras untuk mendukung ribuan orang yang tiba, dengan pengungsi memasang tenda-tenda darurat di pekarangan sekolah. "Orang-orang tidur di udara terbuka, karena ruang kelas sekarang penuh orang yang berlindung di sana," katanya.

Kota Kamango di bagian utara Provinsi Kivu Utara diserang dan diduduki sebentar Kamis oleh satu kelompok pemberontak Uganda yang dipimpin Sekutu Pasukan Demokratik (ADF). Warga Kamango mengatakan bahwa bangunan umum dan rumah sakit telah dijarah, tetapi tidak ada kemungkinan korban yang diinformasikan.

Juru bicara militer Uganda Paddy Ankunda mengatakan Sabtu bahwa pasukan telah dikirim untuk memperkuat posisi di sepanjang perbatasan dengan Kongo. "Kami telah mengerahkan pasukan yang cukup di perbatasan bersama kita untuk memastikan ini teroris (ADF) tidak melewati garis, karena Uganda merupakan target mereka," kata Ankunda kepada AFP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement