Ahad 14 Jul 2013 14:47 WIB

Mesir Bergolak, Begini Suasana Terusan Suez

Terusan Suez
Foto: egyptford
Terusan Suez

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Kepala Otorita Terusan Suez Letnan Jenderal Mehab Momesh membantah laporan adanya penembakan terhadap kapal-kapal yang melewati terusan paling sibuk di dunia itu.

"Lalu lintas pelayaran di Terusan Suez berlangsung aman, tidak ada penembakan," kata Letjen Momesh, Ahad.

Menurut dia, krisis Mesir tidak memengaruhi aktivitas pelayaran Terusan Suez, dan sejauh ini berjalan normal.

Kendati demikian, kata dia, penjagaan keamanan di Terusan Suez dilakukan superketat untuk menjamin kelancaran pelayaran kapal-kapal domestik dan internasional.

"Jaminan kelancaran aktivitas pelayaran ini merupakan hasil kerja sama intensif oleh pihak kepolisian dan angkatan bersenjata," katanya.

Pernyataan senada sebelumnya diutarakan juru bicara Angkatan Bersenjata Kolonel Ahmed Mohamed Ali.

Sementara itu, konflik bersenjata di Semenanjung Sinai yang dekat dengan Terusan Suez dilaporkan terus memuncak belakangan ini.

Kantor berita Mesir malaporkan bahwa operasi militer dalam dua pekan terakhir sejak Revolusi 30 Juni yang melengserkan Presiden Mohamed telah menewaskan 37 gerilyawan dan 42 orang cedera.

Operasi militer itu diintensifkan setelah gerilyawan melancarkan serangan terhadap aparat keamanan penjaga perbatasan.

Sedikitnya 12 aparat keamanan tewas, termasuk tiga perwira tentara dalam serangan sporadis di Al Arish, kawasan yang berbatasan dengan Jalur Gaza, Palestina.

Pintu Perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Gaza sempat ditutup pekan lalu. Namun, belakangan diberlakukan buka-tutup dengan alasan keamanan.

Di sisi lain, Bandara Internasional Kairo juga diberlakukan pengamanan ekstra ketat oleh tentara.

Semua pesawat asing mendarat di bandara tersebut digeledah untuk mencegah apa yang disebut "selundupan teroris".

Situasi keamanan di seantero Mesir masih kritis sejak Presiden Moursi dilengserkan pekan lalu.

Pendukung Mursi menjadwalkan akan demo besar pada hari Senin (15/7) bertepatan dengan rencana pengumuman anggota kabinet baru pimpinan perdana menteri transisi Hazem Al Bablawi.

Kabinet peralihan itu sedianya diumumkan pada hari Jumat (12/7). Namun, ditunda akibat demo besar Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi di Kairo dan di berbagai provinsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement