REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Empat negara Amerika Selatan menarik duta besar mereka dari sejumlah negara Eropa. Langkah ini dilakukan sebagai protes atas tindakan sepihak beberapa negara Eropa yang tak mengizinkan Pesawat Kepresidenan Bolivia, Evo Morales melintas di langit mereka.
Pesawat Kepresidenan Bolivia, ketika itu dicurigai membawa penumpang gelap, sang pembocor rahasia intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. Karena Evo Morales tengah melakukan perjalanan pulang dari Moskow, yang menjadi lokasi terakhir keberadaan Snowden.
Menteri Luar Negeri Bolivia, dikutip dari BBC, David Choquehuanca, mengatakan Prancis dan Portugal menutup wilayah udara mereka karena sebuah kebohongan yang menyatakan analis Badan Keamanan Nasional (NSA) ada di pesawat. Meski begitu, pesawat yang ditumpangi rombongan Presiden Evo Morales diperbolehkan mengisi bahan bakar di Spanyol sebelum akhirnya mendarat di Wina, Austria.
Pemerintah Bolivia yakin Amerika Serikat mengetahui bahwa Snowden tak ada di dalam pesawat. Amerika Serikat hanya ingin mengintimidasi Morales karena sering bicara blak-blakan mengenai kebijakan AS. Morales sendiri sudah mengatakan membuka ruang bagi Snowden dengan memberikan suaka politik bagi dia.
Setelah kejadian tersebut, empat negara Amerika Selatan, Brasil, Argentina, Venezuela, dan Uruguay mengatakan bahwa insiden tersebut telah melanggar hukum internasional. Atas dasar itu, empat negara akan memanggil pulang perwakilan mereka dari Prancis, Spanyol, Portugal, dan Italia.
Sementara itu, negara-negara di Eropa mengatakan insiden itu sebagai kesalahpahaman. Prancis secara resmi telah meminta maaf dan menyalahkan munculnya informasi yang salah atas hal tersebut. Sementara Spanyol, Menlu Spanyol Jose Manuel Garcia Margallo secara eksplisit mengatakan mereka diberitahu oleh Amerika Serikat soal keberadaan Snowden di pesawat itu.