CANBERRA -- Perdana Menteri (PM) Kevin Rudd akan mempertahankan pusat pemrosesan pencari suaka di Pulau Manus selama kunjungannya ke Papua Nugini.
Pekan lalu, Badan pengungsi PBB UNHCR kembali mengkritik rumah detensi di Pulau Manus. Dalam laporan keduanya, UNHCR mengatakan meskipun sudah banyak perbaikan, namun fasilitas di rumah detensi di Pulau Manus belum memenuhi standar perlindungan Internasional.
UNHCR menemukan para pencari suaka di Pulau Manus tinggal berdesak-desakan di ruangan sempit dan menunggu pemrosesan yang lambat dan kondisi cuaca yang panas.
Hari ini Kevin Rudd dan koleganya PM Papua Nugini Peter O'Neill menekankan kebutuhan fasilitas rumah detensi di Pulau Manus, meski ada kritik dari PBB. “Melanjutkan pertemuan Saya di Indonesia, Saya senang berbicara dengan PM O'Neill mengenai kelanjutan, penguatan dan memajukan kerjasama kawasan dan mengenai pencari suaka di masa depan,” kata Kevin Rudd.
Tidak ada kebijakan utama yang diumumkan Rudd mengenai imigrasi dan pengungsi, tapi dia membuka kemungkinan soal adanya perubahan arah kebijakan di masa depan.
"Ketika kondisi berubah, Australia akan melakukan penyesuaian, dan akan terus melakukan penyesuaian, dan jika diperlukan, maka kebijakan juga perlu diubah,” katanya.
PM Papua Nugini O'Neill mengatakan pentingnya untuk memahami kalau fasilitas permanen di Pulau Manus masih dalam tahap pembangunan.
"Kita mengapresiasi laporan PBB dan rekomendasinya dan kita berharap mereka bisa memahami tantangan yang kita hadapi dalam membangun solusi permanen mengenai masalah ini,” kata O’Neill.
Selama kunjungan singkatnya ke Port Moresby, kebijakan besar yang diumumkan Rudd hanyalah akan mengirim 50 polisi Australia ke PNG pada akhir tahun ini untuk membantu situasi hukum endemik dan pelanggaran hukum di negara tersebut.
Isu lain terkait Papua Nugini adalah masalah visa. Ketika Julia Gillard berkunjung ke negara itu pada awal tahun lalu, O’Neill mengeluhkan soal sulitnya memperoleh visa ke Australia. Terkait hal ini Rudd sudah menyiapkan pernyataan.
"Saya juga senang mengumumkan kalau di Bandara Brisbane dan Cairns akan disediakan jalur khusus untuk antrian penumpang warga Papua Nugini yang akan memproses visa kedatangan,” kata Rudd.
Rudd dan Menteri Imigrasi Tony Burke saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Australia tapi Menteri Perdagangan Richard Marles tetap di Papua Nugini untuk melanjutkan pembicaraan.