REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry akan merayu pejabat Yordania sebagai upaya menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Palestina-Israel. Namun, Negeri Paman Sam tak menjamin perundingan itu mencapai kata sepakat.
Kerry berangkat dari Washington Senin (15/7) malam dan terbang ke Amman guna menemui para pejabat Yordania dan pejabat-pejabat dari Liga Arab yang pada 2002 mengajukan proposal perdamaian. Dalam proposal itu, para pejabat Liga Arab menawarkan pengakuan penuh Arab Israel jika Negeri Bintang David itu menyerahkan tanah yang dicaplok pada perang 1967 dan menerima 'solusi yang adil' untuk pengungsi Palestina.
Seorang pejabat Palestina mengatakan di Ramallah, Presiden Palestina Mamoud Abbas akan bertemu dengan Kerry di Amman, Selasa (16/7) atau Rabu (17/7) ini untuk membahas upaya Menlu AS untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian itu.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar AS, Jen Psaki menolak berkomentar mengenai apakah Kerry akan bertemu para pejabat Palestina atau Israel. Ia juga enggan berspekulasi soal pembicaraan perdamaian yang ambruk pada 2010.
Namun, Psaki mengisyaratkan kepergian pertama Kerry ke luar negeri sejak istrinya menderita sakit pada 7 Juli, melihat beberapa kemungkinan kemajuan. "Menteri tidak akan pergi kembali ke kawasan itu jika ia
tidak merasa ada kesempatan (untuk) mengambil langkah-langkah ke depan dalam memberikan langkah terbaru untuk perwakilan Liga Arab. Tetapi di luar itu saya tidak memiliki pengumuman atau prediksi apapun," kata Psaki dalam konferensi pers harian.