Selasa 16 Jul 2013 14:10 WIB

Pencari Suaka Vietnam di Australia Meningkat Pesat

Red:
Kapal pencari suaka
Kapal pencari suaka

CANBERRA -- Data Departemen Imigrasi Australia menunjukkan kenaikan 30 kali lipat jumlah pencari suaka Vietnam yang tiba di Australia dengan peharu.

Senin (15/7) sebuah kapal yang membawa 84 orang - kebanyakan orang Vietnam - dicegat di perairan sekitar 50 kilometer dari kota Broome, Australia barat. Mereka dibawa ke pelabuhan setempat dan kemudian ditransfer di Pusat Detensi Curtin.

Menurut Departemen Imigrasi, sebanyak 759 orang Vietnam tiba dengan perahu tahun ini, sementara tahun lalu jumlahnya di bawah 50 orang. Ian Rintoul dari Koalisi Aksi Pengungsi mengatakan, ini akibat penindasan terhadap pembangkang dan minoritas agama oleh pemerintah Vietnam. "Saya agak heran, tapi jelas sekali bahwa selama dua bulan terakhir telah terjadi kenaikan jumlah orang dari Vietnam," katanya. "Itu akibat penindasan Gereja Katolik bawah tanah khususnya di Vietnam."

Klarifikasi Natalegawa

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, pemerintah Indonesia tidak akan menerima kapal-kapal pencari suaka yang dikirim kembali dari Australia.

Dalam komentar sebelumnya, Natalegawa dikutip mengatakan, ia bersedia membahas kebijakan Koalisi Oposisi Australia untuk mengirim kembali kapal-kapal pencari suaka jika Koalisi menang dalam pemilu nanti.

Tapi ketika diwawancarai oleh Channel Ten pada Senin (15/7) malam, Natalegawa dengan jelas mengatakan, ia tidak mendukung rencana untuk memulangkan kapal-kapal pencari suaka.

"Kebijakan seperti itu merupakan langkah sepihak yang tidak kami dukung. Dalam komentar saya sebelumnya, pada dasarnya saya mengatakan, saya ingin mendengar lebih jauh tentang kebijakan itu," katanya.

"Kami ingin mendengar berbagai opsi kebijakan yang diusulkan negara-negara lain, jadi sebaiknya kita berdialog," jelasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement