Selasa 16 Jul 2013 10:51 WIB

Myanmar Akan Bebaskan Semua Tahanan Politik

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Myanmar Thein Sein
Foto: AFP
Presiden Myanmar Thein Sein

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Myanmar, Thein Sein mengatakan, pihaknya akan membebaskan semua tahanan politik akhir tahun ini. Myanmar membebaskan ratusan tahanan politik sejak Thein Sein mendapat kekuasaan pada Maret 2010.

Hal itu dikatakan Thein saat berkunjung di London setelah bertemu Perdana Menteri David Cameron. Pembebasan tahanan tersebut merupakan bagian dari reformasi politik yang tengah berjalan. "Sampai akhir tahun tidak akan ada tahanan politik di Myanmar," ujar Thein dikutip BBC.

Ia menambahkan, komite khusus tengah meninjau kasus setiap narapidana politik. Presiden berada di Inggris untuk membahas hubungan perdagangan dan militer. Thein ingin meningkatkan ekonomi Myanmar dan berharap negara-negara barat tertarik berinvestasi di negara kaya sumber daya tersebut.

Sebelumnya, Cameron mengatakan tindakan presiden Myanmar yang lebih besar dibutuhkan dalam hak asasi manusia. Ia mengaku sangat prihatin terhadap yang terjadi pada warga Muslim Rohingya di negara mayoritas Budha tersebut.

Kekerasan sektarian di negara bagian Rakhine tahun lalu menewaskan 200 orang dan puluhan ribu orang mengungsi. Otoritas Myanmar dituduh gagal menghentikan kekerasan dan melindungi hak-hak Muslim.

Presiden Thein Sein memperkenalkan reformasi besar sejak pemilu November 2010 yang mengganti kekuasaan militer dengan pemerintahan sipil didukung militer. Banyak tahanan politik dibebaskan dan pelonggaran kebebasan media.

Pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi, Aung San Suu Kyi yang memboikot pemilu 2010 bergabung kembali dengan proses politik. Sekarang dia memiliki kehadiran kecil di parlemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement