REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak Dalam Peperangan, Senin, berada di Suriah untuk membahas kekhawatiran seiring meningkatnya jumlah kematian anak-anak dalam konflik berdarah yang telah berlangsung dua tahun tersebut.
Enam anak termasuk di antara 29 korban tewas dalam pemboman tentara yang menghancurkan lima desa di bagian barat-laut Suriah. Pemboman saat warga bersiap untuk berbuka puasa selama Bulan Suci Ramadhan. Demikian laporan pengawas pada Senin.
Seiring dengan goyahnya upaya yang dilakukan Amerika Serikat dan Rusia untuk mengadakan konferensi perdamaian Suriah, pasukan rezim telah meluncurkan serangan balasan terhadap gerilyawan di bagian barat-laut negeri tersebut. Mereka melakukan serangan di pusat dan di sekitar ibu kota.
''Leila Zerrougui, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, dijadwalkan melakukan kunjungan tiga hari di Suriah,'' kata PBB.
Dia direncanakan bertemu dengan pejabat pemerintah, perwakilan PBB dan organisasi non-pemerintah sebagai bagian dari tur yang juga akan membawanya ke tetangga Suriah yaitu Jordania, Irak, Lebanon dan Turki, yang menampung ratusan ribu pengungsi Suriah yang melarikan diri dari konflik.
Menurut organisasi pengawas hak asasi manusia Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lebih dari 100 ribu orang telah tewas sejak protes dimulai pada Maret 2011. Sebanyak lebih dari 5.000 di antara mereka adalah anak-anak di bawah usia 16 tahun.
''Kejadian paling mematikan dari serangan udara dan artileri di sejumlah desa provinsi Idlib, Suriah Barat-laut, Ahad, terjadi di Maghara sehingga merenggut 13 korban jiwa,'' kata Observatorium itu.