Rabu 17 Jul 2013 05:13 WIB

Mesir Lantik Kabinet Pertama Usai Penggulingan Mursi

Seorang pria pendukung Presiden Mursi yang terluka akibat ditembak tentara, tengah dirawat di Kairo, Mesir, Senin (8/7). (AP/Ahmed Gomaa)
Seorang pria pendukung Presiden Mursi yang terluka akibat ditembak tentara, tengah dirawat di Kairo, Mesir, Senin (8/7). (AP/Ahmed Gomaa)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintahan pertama Mesir sejak militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi hampir dua pekan lalu diambil sumpahnya secara resmi pada Selasa (16/7), televisi negara melaporkan. Kabinet beranggota 35 orang, termasuk penjabat Perdana Menteri Hazem al-Beblawi, diambil sumpah sendiri di hadapan Presiden Sementara Adly Mansour yang dipilih militer.

Kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang berada di balik kudeta 3 Juli dipilih sebagai deputi pertama perdana menteri dan menteri pertahanan. Seorang mantan duta besar untuk Washington, Nabil Fahmy, diambil sumpah menjadi menteri luar negeri, sementara Mohammad Ibrahim, yang menjadi menteri dalam negeri dalam pemerintahan Mursi tetap berada di posnya.

Dalam kabinet itu ada tiga wanita menteri termasuk menteri Kesehatan Maha El-Rabat. Salah seorang di antaranya pemeluk Kristen Koptik. Ikhwanul Muslimin mengecam kabinet itu tidak sah.

"Ini satu pemerintahan tidak sah, satu perdana menteri tidak sah, satu kabinet tidak sah. Kami tidak mengenal siapapun di dalamnya. Bahkan kami tidak mengenal otoritas mereka sebagai wakil pemerintah," kata juru bicara Gehad El-Haddad, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (17/7).

Pengambilan sumpah kabinet baru itu berlangsung setelah tujuh orang tewas dan lebih dari 260 orang cedera dalam bentrokan antara pendukung Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin dan aparat keamanan di Bundaran Ramses, pusat kota Kairo pada Senin (15/7) malam.

Saksi mata mengatakan bentrokan itu terjadi usai shalat taraweh di Masjid Al Fatah, Bundaran Ramses, ketika polisi menembakkan gas air mata, dan dibalas dengan pelemparan batu oleh pengunjuk rasa. Sejak Mursi dilengserkan, oposisi telah beberapa kali menyerukan demo besar namun disambut dingin. Oposisi merencanakan akan kembali menggelar demo besar pada Jumat (19/7).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement