REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana menteri Italia pada Selasa (16/7) memperingatkan, jika Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) dalam beberapa tahun mendatang, maka negara itu akan menghadapi risiko yang besar.
Ia mengimbau negara-negara lainnya untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi kemungkinan mereka keluar dari organisasi kawasan Eropa itu. "Kami yakin bahwa kita negara-negara Uni Eropa (menyepelekan) risiko keluarnya Kerajaan Inggris dari Eropa. Dalam pandangan saya, ini adalah resiko sangat besar," kata PM Italia, Enrico Letta saat menyampaikan pidato di London, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (17/7).
"Kita harus sangat berhati-hati dan kita harus mempersiapkan sebuah pembahasan tentang upaya untuk menghindarkan resiko ini," ujarnya ketika menjawab pertanyaan.
Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang akan melakukan pertemuan dengan Letta pada Rabu di London, telah menjanjikan akan mengadakan sebuah referendum tentang penerusan keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada akhir tahun 2017. Janji akan dilaksanakan jika partai Konservatif tempatnya bernaung kembali ke kekuasaan dalam pemilihan tahun 2015 dan ia mendapatkan persetujuan untuk meneruskan hubungan Inggris dengan Uni Eropa.
Jajak-jajak pendapat menunjukkan, warga Inggris terpecah tentang keinginan bahwa negara mereka tetap bergabung dengan EU. Sedikit dari mereka menginginkan Inggris keluar dari UE, namun banyak di antaranya yang masih belum memutuskan sikap.
Letta mengatakan bahwa Uni Eropa tanpa Inggris akan menjadi organisasi yang tekadnya tidak terlalu kuat terhadap pasar bebas dan kekuatannya sebagai pemain global juga berkurang. Italia dijadwalkan akan menjadi presiden blok negara Eropa berkekuatan 28 negara itu dalam pertengahan kedua tahun 2014.