REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, pada Selasa (16/7) memulai putaran pembicaraan di Yordania dalam upayanya membangkitkan kembali perundingan damai Israel-Palestina serta memberikan perhatian pada krisis di Suriah.
Kerry, yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh, menyebut kemungkinan mengunjungi barak pengungsi yang menampung sekira 400 ribu pengungsi yang datang ke Yordania untuk menyelamatkan diri dari perang saudara di Suriah.
Kerry berada di Yordania dalam kunjungan keenam kali yang dilakukannya ke kawasan Timur Tengah sejak ia mulai menjabat sebagai menteri luar negeri AS pada 1 Februari lalu. Ia dijadwalkan makan malam bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di tengah upayanya membawa Palestina dan Israel menuju dibukanya kembali perundingan yang runtuh hampir tiga tahun lalu itu.
Pada Rabu (17/7), menurut laporan Reuters, Kerry akan bertemu dengan para pejabat Liga Arab, yang pada tahun 2002 memunculkan sebuah proposal. Proposal itu berisi tawaran bahwa Arab akan mengakui Israel secara penuh jika Israel menyerahkan wilayah yang didudukinya dalam perang tahun 1967 dan menerima penyelesaian adil bagi para pengungsi Palestina.
Setelah satu putaran diplomasi ulang-alik antara Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada akhir Juni lalu, Kerry mengatakan, "Dengan sedikit lagi usaha, dimulainya perundingan terkait status akhir ini bisa dicapai".
Namun, kalangan diplomat dan para analis Timur Tengah menyiratkan kesangsian mereka bahwa Isral dan Palestina akan memulai kembali perundingan damai. Beberapa kalangan menganggap masalah tersebut tidak terlalu mendesak dibandingkan dengan masalah perang saudara di Suriah, penggulingan Presiden Mesir Mohammadd Moursi oleh militer di negara itu serta program nuklir Iran.