Rabu 17 Jul 2013 21:47 WIB

3.000 WNI Masih Berada di Suriah

 Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 3.000 warga negara Indonesia (WNI) masih berada di Suriah di tengah perang saudara di negara bergolak itu.

"Jumlah WNI yang masih ada di Suriah diperkirakan 3.000 orang dan KBRI Beirut terus melakukan evakuasi ke Indonesia lewat Lebanon," kata Kepada Fungsi Penerangan, Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut, Wendi Budi Raharjo yang dihubungi Antara dari Kairo, Rabu.

Menurut Wendi, dalam bulan Ramadhan ini atau hingga pertengahan Juli, KBRI Beirut bekerja sama dengan KBRI Damaskus telah memulangkan 240 WNI ke Indonesia menyusul beberapa kali pemulangan serupa sebelumnya.

Di antara tenaga kerja wanita (TKW) yang dievakuasi dari Suriah tersebut ada pula seorang bayi berusia lima bulan, namun ibu sang bayi enggan menceritakan ihwal keberhasilan dirinya bersama bayi bisa lolos dari konflik bersenjata itu.

"Sejak kedatangan di penampungan KBRI Beirut, semua kebutuhan bayi dipenuhi seperti popok bayi, makanan, pakaian, termasuk layanan kesehatan dokter, sehingga sang bayi dinyatakan sehat untuk ikut terbang ke Indonesia," ujar Wendi.

Wanita dan bayinya itu tiba di Beirut pada 4 Juli 2013 dan telah dipulangkan ke Indonesia pada 15 Juli, katanya.

Saat ini di penampungan KBRI Beirut masih terdapat 176 orang, dan di KBRI Beirutdan di penampungan KBRI Damaskus sebanyak 230 orang, sedang dalam proses pemulangan mereka ke Indonesia.

Duta Besar RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, mengatakan biaya pemulangan WNI lewat pesawat reguler itu ditanggung oleh negara. "Pemerintah Indonesia tetap semaksimal mungkin menyediakan tiket pesawat, meskipun sedang dalam liburan musim panas yang biasanya kesulitan memperoleh tiket dalam jumlah besar," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement