REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Uni Eropa meminta presiden yang digulingkan, Muhammad Mursi, dibebaskan dari tahanan. Sementara itu, protes di Mesir terus berlanjut setelah ada tekanan internasional tersebut.
Puluhan ribu orang kembali turun ke jalan pada Kamis (18/7) dini hari. Pendemo pro dan anti-Mursi mengadakan demonstrasi di bagian terpisah di Kairo.
Mereka datang setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengunjungi kota tersebut dan meminta pemerintah sementara membebaskan Mursi. Mursi telah ditahan sejak penggulingannya pada 3 Juli.
"Saya yakin dia harus dibebaskan. Saya yakin dia baik. Saya akan senang melihatnya," ujar Ashton dikutip Al-Jazeera.
Ashton juga mengadakan pertemuan 45 menit dengan Amr Darrag dan pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya serta perdana menteri saat kekuasaan Mursi, Hisham Kandil. Darrag mengatakan Ashton tidak menawarkan solusi untuk krisis politik Mesir.
"Kami tidak berharap dukungan dari siapa pun," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan pemerintahannya khawatir pada penangkapan politik di Mesir dan menyerukan rezim sementara untuk melindungi hak-hak rakyat.
"Kami prihatin tentang penangkapan politik, dan kami prihatin tentang kebebasan orang untuk dapat berpartisipasi karena kita pikir, itu merupakan bagian penting dari pemulihan jantung dan jiwa Mesir," ujarnya.