REPUBLIKA.CO.ID, ABUBA -- Nigeria berencana menarik sebagian tentaranya dari Mali karena mereka dibutuhkan kembali di dalam negeri saat negara itu berjuang melawan gerilyawan mematikan, kata pejabat pada Kamis (19/7).
Tidak jelas jumlah tentara akan ditarik dari negara Afrika bagian barat bermasalah itu. Pada saat ini, Nigeria memiliki sekitar 1.000 prajurit, kata sumber militer Nigeria.
Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara, yang saat ini memimpin blok 15 negara Afrika Barat yaitu ECOWAS, mengatakan kepada wartawan jika penarikan itu dilakukan karena Nigeria membutuhkan tentaranya di dalam negeri.
"Ini karena situasi dalam negeri," kata Ouattara setelah pertemuan puncak ECOWAS di ibukota Nigeria, Abuja. "Saya menerima surat dari presiden. Nigeria membutuhkan tentaranya. Mereka tidak menarik semua. Mereka menarik sebagian dari pasukan. Sisanya akan berada di sana."
Namun, sumber dari militer mengatakan Nigeria akan menarik diri karena negara itu merasa "diperlakukan tidak selayaknya" di bawah pasukan baru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Mali.
Seorang prajurit Nigeria sebelumnya memimpin pasukan Afrika di
negara itu, tetapi misi Perserikatan Bangsa Bangsa saat ini dipimpin oleh seorang prajurit Rwanda. Nigeria, negara berpenduduk terbesar dan produsen minyak terbesar di Afrika, memiliki militer terbesar di Afrika barat.
"Nigeria merasa diperlakukan tidak layak ... ketika menjadi bagian Perserikatan Bangsa Bangsa," kata sumber militer dalam kondisi anonim karena ia tidak berwenang untuk membahas masalah itu di publik.