Jumat 19 Jul 2013 14:00 WIB

Kasus Panti Jompo, Pemerintah Australia Akan Dipermalukan

Red:
Itta Buttrose, Ketua Alzheimer Australia
Itta Buttrose, Ketua Alzheimer Australia

CANBERRA -- Ketua Alzheimer Australia Itta Buttrose mengatakan, akan mempermalukan pemerintah supaya r segera mengambil tindakan dalam kasus terlantarnya kaum manula di panti jompo.

Itta Buttrose yang juga menjadi tokoh Australian of the Year tahun 2013, mendesak pemerintah bertindak, setelah program televisi ABC Lateline mengungkap banyaknya kasus perlakukan semena-mena di rumah jompo Australia.
 
Sejumlah kerabat dari penghuni panti jompo mengatakan, orang-orang sepuh itu didiamkan saja setelah buang air besar atau ngompol, diperlakukan dengan kasar, tidak diberi makan cukup, dan ditelantarkan oleh staf yang tidak mendapat pelatihan memadai.
 
Seorang perempuan mengatakan, neneknya, yang pernah ditahan di kamp konsentrasi Nazi, menganggap pengalamannya di panti jompo lebih buruk daripada pengalamannya di masa perang.
 
Buttrose mengatakan sudah terlalu sering mendengar cerita tentang penelantaran penghuni rumah jompo. Ia memutuskan akan menyiarkannya kalau pemerintah tidak melakukan apa-apa.
 
"Saya akan memohon konsumen untuk menulis kepada kami mengenai pengalaman perawatan yang tidak memadai," katanya.
 
"Kalau kami terpaksa membuat pemerintah malu supaya mau bertindak, itulah yang akan kami lakukan," tegasnya.
 
Menurut Buttrose, tidak ada partai politik yang menyampaikan rencana program partainya untuk mengatasi masalah ini.
 
"Kita tahu bahwa jumlah penderita demensia (pikun) hanya akan meningkat. Kita memerlukan pemimpin yang mempunyai visi untuk menanggulangi masalah demensia. Saya menyerukan kedua kubu politik untuk memberikan respon," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement