Jumat 19 Jul 2013 11:07 WIB

Ikhwanul Muslimin Bantah Lakukan Pembicaraan dengan Militer

Rep: Nur Aini/ Red: Didi Purwadi
Pendukung Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demontrasi menentang rezim militer di Tahrir Square, Kairo, Mesir.
Foto: AP/Bernat Armangue
Pendukung Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demontrasi menentang rezim militer di Tahrir Square, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin menyangkal telah melakukan pembicaraan dengan pimpinan militer. Sebelumnya dilaporkan, kelompok tersebut melakukan pembicaraan dengan mediasi Uni Eropa untuk menyelesaikan krisis politik Mesir.

"Tidak ada kebenaran untuk berbicara tentang negosiasi dengan atau tanpa mediasi antara Ikhwanul dan pimpinan kudeta militer," ujar juru bicara Ikhwanul, Jihad al-Haddad, dikutip Al-Arabiya.

Sebelumnya, laporan mengutip Haddad yang mewakili Ikhwanul dalam pembicaraan dengan difasilitasi Uni Eropa. Dalam laporan itu, dia mengatakan telah membuat proposal dengan utusan Uni Eropa, Bernardino Leon.

Uni Eropa, kata Leon, telah menawarkan jasa untuk membantu menyelesaikan krisis. Usulan seperti yang dijelaskan Haddad masih dalam tahap awal. Dia tidak memberi rincian dan hanya menggambarkannya sebagai hanya kerangka kerja untuk membuka saluran dialog.

Leon menolak untuk memberi rincian dari setiap proposal yang diterima. Tetapi, dia mengatakan percaya bahwa kesempatan untuk pembicaraan terbuka.

"Ini terlalu dini untuk berbicara tentang inisiatif. Kami hanya mendengarkan berbagai pihak dan setiap ruang yang mungkin untuk mendukung keterbukaan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement