Jumat 19 Jul 2013 13:55 WIB

Mantan Direktur CIA Sebut Huawei Jadi Mata-Mata untuk Cina

Logo Huawei
Logo Huawei

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY, NEW SOUTH WALES -- Raksasa telekomunikasi Cina, Huawei disebut sebagai mata-mata untuk Beijing. Huawei disebut memberikan data pada pemerintah Cina.

Hal itu dikemukakan mantan direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) Michael Hayden, Jumat.

Hayden kepada harian Australian Financial Review mengatakan Cinta terlibat dalam tindakan spionase tak terbatas terhadap Barat dan ia meyakini Huawei membagikan informasi kepada badan pemerintah.

"Saya tidak ada alasan untuk mempertanyakan fakta itu," kata Hayden yang pensiun dari CIA pada 2009 dan sebelumnya menjabat sebagai direktur Badan Keamanan Nasional (NSA).

Ketika ditanya apakah Huawei menjadi ancaman nyata bagi AS dan Australia, Hayden mengatakan "Ya, saya yakin itu."

Inggris, AS dan Australia telah mengungkapkan kekhawatirannya bahwa dengan dugaan keterkaitan Huawei dan pemerintah China, pasok peralatan telekomunikasi dari perusahaan tersebut digunakan untuk kegiatan mata-mata dan serangan siber.

Huawei membantah pihaknya memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Cina. Kongres AS tahun lalu telah meminta pengecualian perusahaan tersebut dari kontrak-kontrak pemerintah AS. Perusahaan tersebut juga dilarang ikut tender pembangunan jaringan broadband nasional Australia.

Pensiunan jenderal itu mengatakan, ia yakin jaringan intelijen Barat memiliki bukti kuat bahwa Huawei menjadi mata-mata untuk pemerintah China.

"Itu penilaian profesional saya. Namun sebagai mantan direktur NSA, saya tidak dapat berkomentar mengenai hal-hal spesifik terkait spionase atau hal-hal operasional lainnya.

Pejabat Huawei John Suffolk yang sebelumnya menggambarkan perusahaan itu sebagai pihak yang berada ditengah dua pihak berseteru terkait masalah peretas antara Cina dan AS, menganggap komentar Hayden sebagai fitnah dan belum terbukti kebenarannya.

"Sudah waktunya untuk bangkit atau tutup mulut," kata Suffolk, kepala keamanan siber Huawei kepada harian tersebut.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement