REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan PBB memperingatkan, konflik yang menghancurkan Suriah dalam tiga tahun terakhir akan memaksa generasi anak-anak untuk tumbuh buta huruf dan penuh kebencian. Perwakilan khusus untuk anak-anak dan konflik bersenjata PBB, Leila Zerrougui mengatakan kedua belah pihak dalam konflik Suriah terus melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak.
Dia mengatakan, puluhan anak terbunuh, terluka, ditahan, dan dipaksa menyaksikan atau melakukan kekejaman dalam pertempuran yang mencoba menggulingkan rezim Presiden Bashar Al-Assad. Zerrougui juga mengatakan ribuan sekolah hancur.
"Anak-anak yang putus asa dan penuh kemarahan ingin membalas dendam dan mereka tidak memiliki akses ke sekolah-sekolah. Yang berarti generasi masa depan, jika konflik terus berlanjut, akan buta huruf dan terkena radikalisasi," ungkapnya dikutip Al-Jazeera.
Dia mendesak kedua pihak yang berkonflik untuk menyelamatkan anak-anak. Ribuan anak tewas sejak perang dimulai pada 2011. Menurut PBB, ada kasus penyiksaan dan eksekusi anak-anak. Sebuah laporan PBB yang dirilis Juni lalu menyatakan, kedua pasukan yang berkonflik menggunakan anak laki-laki dan perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri atau perisai manusia.