PHNOM PENH -- Pemimpin oposisi Kamboja, Sam Rainsy akhirnya tiba di Phnom Penh menjelang pemilu di Kamboja pada 28 Juli
Sam Rainsy yang hidup di pengasingan di Perancis selama empat tahun untuk menghindari hukuman penjara yang disebut sejumlah pengamat bermotif politik.
Puluhan ribu pendukungnya berkumpul di luar bandara Phom Penh dan berbarus hingga ke pusat kota untuk menyambut pimpinan oposisi itu sambil melambaikan benera dan berteriak “perubahan perubahan. “Saya sangat senang dan gembira melihat kembalinya pemimpin demokratis,” ungkap Sok Kan, 64 tahun yang sengaja ikut menyambut kedatangan Rainsy.
Sam Rainsy langsung mencium tanah saat tiba di bandara dan akan didapuk berbicara di Taman Demokrasi.
Yim Sovann, Juru Bicara oposisi dari Partai Nasional Keselamatan Kamboja mengatakan seribuan orang sangat mengharapkan kedatangan Rainsy untuk pulang.
“Kami perkirakan sekitar 4000 orang menyambutnya,” terangnya.
Pemimpin Redaksi The Cambodia Daily, Kevin Doyle, menduga sekitar 100 ribu orang berbaris menyam but Rainsy.
Kedatangannya lebih cepat seminggu menjelang pemilihan umum negara itu pada tanggal 28 Juli dan telah memberikan dorongan untuk CNRP sebelum pemilihan.
CNRP dinilai sebagai satu-satunya penantang serius diantara tujuh partai yang bertarung melawan Partai Rakyat Kamboja pimpinan Perdana Menteri Hun Sen (CPP), yang secara luas diperkirakan akan memenangkan pemilihan.
Sam Rainsy meninggalkan Kamboja pada tahun 2009 menjelang dua kasus pengadilan yang mengakibatkan hukuman penjara 11 tahun atas tindakan dan komentarnya soal perbatasan yang diperdebatkan dengan Vietnam.