Jumat 19 Jul 2013 22:38 WIB

Diserang Hawa Panas, Lahan Pertanian Inggris Terancam Terbakar

Rep: Nur Aini/ Red: A.Syalaby Ichsan
Api membara akibat pembakaran pelepah di lahan milik warga di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (24/6). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak menghentikan pembakaran lahan yang bisa mengakibatkan kebakaran, dan meminta maaf at
Foto: Antara Foto
Api membara akibat pembakaran pelepah di lahan milik warga di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (24/6). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak menghentikan pembakaran lahan yang bisa mengakibatkan kebakaran, dan meminta maaf at

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lahan pertanian di Inggris terancam terbakar steelah gelombang panas melanda negara tersebut. Kebakaran lahan diprediksi bisa merusak lahan gandum di seluruh negeri.

Suhu udara di Inggris selama enam hari berturut-turut berkisa sekitar 30 derajat celcius. Lahan pertanian seperti gandum dan barley dinilai sangat rentan terhadap kebakaran.

Ilmuwan dari Kantor Met yang bertanggungjawab pada kebakaran hutan, Karl Kitchen mengatakan peringatakan kebakaran lahan dikeluarkan setelah gelombang panas terpanjang selama tujuh tahun terakhir melanda Inggris.

Dalam laporan the Independent, sebanyak 760 orang diperkirakan telah tewas akibat gelombang panas. Di London, rata-rata ada 21 kebakaran semak-semak per hari pada bulan ini.

Wilayah seluas empat lapangan sepakbola terbakar di Mitcham Common. Kantor Met mengeluarkan peringatan gelombang panas level 3 untuk utara-barat Inggris. Sementara London dan wilayah tenggara dikeluarkan level 2.

Rumput dan tanaman tinggi dinilai rentan terhadap kebakaran dan risiko yang ditimbulkan oleh panas yang berkepanjangan. Tanaman gandum dikatakan sangat rentan dan semakin rapat tanaman maka akan semakin mudah api menyebar.

"Ada risiko tiap tahun, tapi tahun ini risiko meningkat. Ini adalah musim terkering dan terpanas sejak 2006 dan berarti rumput bukannya tumbuh malah mati dan risiko menyebar," ujar penasihat untuk Serikat Petani Nasional Inggris, Guy Gagen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement