REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM---Pemimpin Perunding Israel dengan Palestina Tzipi Livni, Jumat malam (19/7), memuji kesepakatan mengenai dilanjutkannya pembicaraan perdamaian yang lama macet dengan Palestina.
Pada Jumat pagi, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan Israel dan Palestina "telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian". "Saya sepenuhnya yakin ini adalah tindakan yang benar buat masa depan kita, keamanan kita dan ekonomi kita," tulis Livni di laman jejaring sosialnya.
"Perundingan tidak mudah," kata Livni. "Di dalam ruang perundingan, kami akan terus memelihara keamanan dan kepentingan nasional Negara Israel sebagai Negara Yahudi yang demokratis." Menurut Kerry, jika semuanya berjalan sesuai rencana, Livni dan pemimpin perunding Palestina Saeb Erekat akan mengadakan pembicaraan awal di Washington, AS, pekan depan.
Sementara itu, satu sumber yang sangat mengetahui tapi tak ingin disebutkan jatidirinya memberitahu Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu-- Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Kerry pada Jumat sepakat untuk mengadakan pertemuan antara perundingan perdamaian Israel dan Palestina dalam beberapa hari ke depan.
Sumber itu mengatakan Kerry memberi Abbas jaminan mengenai pengumuman Israel "untuk menerima prinsip penyelesaian dua negara yang didasari oleh perbatasan 1967", meskipun saat ini Israel menolaknya.
Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina berhenti pada 2010 karena penolakan Israel untuk memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur dan Tepi Barat Sungai Jordan --tempat rakyat Palestina berharap akan mendirikan negara mereka.