REPUBLIKA.CO.ID, PBB---Kerusuhan yang terus berkecamuk di banyak bagian Suriah telah membatasi akses bantuan kemanusiaan PBB, kendati lembaga PBB telah melanjutkan upaya bantuan mereka, kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Pertempuran di provinsi Suriah Timur serta di pinggiran Ibu Kotanya, Damaskus, serta Dera'a membatasi akses bantuan kemanusian. Sejumlah daerah yang sangat memerlukan bantuan kemanusiaan masih belum bisa didatangi, kata Kantor PBB Urusan Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
"Kantor tersebut juga menyatakan ketidakamanan secara keseluruhan dan penyebaran pos pemeriksaan memperlambat gerakan barang bantuan kemanusiaan, dan proses birokrasi terus menunda pengiriman bantuan serta menghambat efisiensi reaksi tanggap darurat," kata Martin Nesirky.
Nesirky mengkonfirmasi berbagai lembaga PBB masih melanjutkan bantuan mereka, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. "Program Pangan Dunia berencana meningkatkan pembagiannya untuk menjangkau tiga juta orang, naik dari 2,5 juta orang sebelumnya," katanya.
Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB (UNRWA) telah mencapai lebih dari 58.000 orang dalam menyalurkan bantuan pangan dan 59.000 untuk menyalurkan bantuan uang kontan dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung Kementerian Kesehatan Suriah di Damaskus dalam menyediakan obat dasar dan penyakit menular guna mengobati lebih dari 90.000 orang, kata juru bicara PBB tersebut.
Krisis Suriah, yang meletus pada Maret 2011 antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi bersenjata yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, telah menewaskan lebih dari 93.000 orang dan memaksa tak kurang dari 1,7 juta orang meninggalkan negeri itu. Menurut PBB, sedikitnya 6,8 juta orang Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak, separuh dari mereka anak kecil.