Ahad 21 Jul 2013 18:14 WIB

Usai Kerusuhan Nauru, Polisi Selidiki Tahanan Pencari Suaka

Red:
Pusat penahanan Suaka di Nauru, Australia
Pusat penahanan Suaka di Nauru, Australia

CANBERRA -- Para pencari suaka yang terlibat dalam insiden kerusuhan di pusat penahanan di Nauru akan menghadapi hukuman yang berat, termasuk soal status visa mereka. Sementara itu sejumlah pengamat menilai pemerintah telah membangun ketegangan ini, sehingga tidak ada yang "mengejutkan" soal ini.

Pihak Kepolisian di Nauru telah meminta keterangan terhadap para pemimpin kelompok yang diduga terlibat dalam kerusuhan di pusat penahanan pencari suaka pada hari Jumat lalu.

Jumlah kerusakan diperkirakan mencapai $60 juta dan menyebabkan empat orang terpaksa dirawat di rumah sakit.

Seorang penjaga yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan para tahanan menguasai tempat dengan cara masuk ke dapur. Disinilah mereka mempersenjatai diri dengan pisau dan alat-alat tajam lainnya.

Juru Bicara dari Departemen Imigrasi Australia mengatakan para tahanan juga membakar gedung, termasuk beberapa kawasan permukiman, yang mengakomodir 600 orang.

Pusat kesehatan dan ruang makan juga mengalami kerusakan.

Pemerintah lokal di Nauru mengatakan kerusakan di pusat penahanan para pencari suaka mencapai hampir 80 persen.

Terdapat sekitar 545 tahanan pria dan 129 orang diantaranya terlibat dalam kerusuhan tersebut. Mereka kini sudah ditahan.

Para pemimpin kelompok yang diduga terlibat akan dikenai sanksi dengan dakwaaan menyebabkan kerusuhan dan kerusakan properti. 

Para tahanan terlibat akan hadapi hukuman berat

Menteri Imigrasi Australia, Tony Burke mengatakan mereka yang bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut akan dijatuhi hukuman sesuai peraturan yang berlaku di Nauru dan bisa menghadapi tuntutan yang berat.

Ia juga mengatakan mereka yang terlibat dalam kerusuhan bisa terancam kehilangan kesempatan untuk mendapatkan visa.

"Dan sekarang saya tidak bisa berprasangka dengan aplikasi individual yang telah datang kepada saya, jika saya melakukannya, maka akan menimbulkan masalah hukum karena bisa mempengaruhi keputusan saya," ujarnya.

Akibat insiden ini, empat orang dibawa ke rumah sakit karena mendapatkan luka-luka ringan.

Departemen Imigrasi mengatakan petugas dan staff-nya tidak ada yang terluka.

Mereka juga menegaskan bahwa kerusuhan tidak ada kaitannya dengan keputusan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd yang memutuskan bahwa Australia tidak akan lagi menerima pencari suaka yang tiba melalui perahu.

Advokat pencari suaka: ketegangan telah dibangun

Sementara juru bicara dari kelompok The Refugee Action Coalition, Ian Rintoul, mengatakan unjuk rasa telah "direncanakan" jauh-jauh hari. 

"Ketegangan telah dibangun secara signifikan, saya rasa tidak ada kejutan soal ini," ujar Ian.

"Mereka yang baru datang, didorong masuk ke dalam keadaan yang sudah penuh, ditambah dengan ketidakpastian soal penundaan status mereka, yang kini telah mencapai puncaknya,"

Juru bicara dari oposisi soal imigrasi, Scott Morrison mengatakan kerusuhan ini adalah akibat kesalahan pemerintah.

"Maraknya kerusuhan ini tidak mengejutkan, karena pemerintah tidak tahu bagaimana implementasi hal-hal berkaitan pencari suaka secara efektif," ujar Scott.

"Mereka akan menghadapi masalah lebih besar lagi setelah mendengar apa yang diumumkan oleh Partai Buruh."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement